Thursday, March 17, 2005

Tanya Pak... Robot di Indonesia Sudah Sampai di Mana - 2 ?

Berikut ini email kedua dari Harmein Khagi, mahasiswa Desain Produk ITB:

Dear Mas Ogi..

> agak aneh Pak kalo saya dipanggil mas, hehehehe...
> (maklum bukan jawa, hehehe)
Lha saya manggilnya apa dong.., kakek ? he..he... :D

> saya belum melihat teknologi robot yang diterapkan diluar industri..
> mungkin hal ini terbentur dengan kondisi indonesia
> dengan tenaga kerja, dan perekonomiannya. sampai
> dengan sub-teknologi robot yang sederhana pun sering
> diperdebatkan kehadirannya di masyarakat. terlalu mahal lah dst...

Kalau di luar industri.. memang juga di negara maju masih dlm tahap penelitian. Misalnya saja di bidang kedokteran, operasi pakai robot misalnya.. Di Jepang, hanya RS di Kyoto yg mulai memakainya, itu pun masih dlm tahap uji coba.

Aplikasi lain, misalnya untuk rehabilitasi orang yg sakit, misalnya baru operasi..., orang tua yg sdh kurang kuat tenaganya.. Di sini, robot dipakai untuk membantu membuat orang itu dapat melakukan aktifitasnya sendiri, tanpa bantuan orang lain. Di Jepang, di mana makin banyak orang tua yg masih sehat hingga umur 80-an, dan anak-anak mereka terlalu sibuk untuk membantu orang tuanya, maka perlu robot yg bisa
membuat orang tua itu dapat melakukan aktifitas sehari2nya. Penelitian macam ini di Jepang lagi marak, dengan biaya yg amat besar, karena memang di masa depan (10 hingga 20 tahun lagi), orang tua semacam ini bisa mencapai 50 persen dari keseluruhan penduduk...). Kalau di Indonesia, tingkat harapan hidup kan cuma 60-an, shg masih kuat sudah meninggal.... Jadi masih tidak relevan penelitian robot macam begini ...

Penelitian lain, adalah robot hiburan (entertainment robot). Misalnya SONY dengan AIBO-nya... Robot semacam ini sekarang masih "redup" nasibnya. Di Jepang sendiri harganya masih dianggap mahal (sekitar 200 ribu yen, atau 16 juta rupiah) "hanya" untuk robot anjing yg kecerdasannya masih dalam tahap primitif, paling-paling hanya menarik sebentar saja, lalu orang akan bosan... Penelitian semacam ini di Indonesia..
masih bisa dianggap pemborosan.

Lalu, yg mungkin perlu dipikirkan adalah penelitian tentang robot penyelamat (RESCUE ROBOT). Kita tahu, akibat musibah tsunami di Aceh tempo hari, betapa banyak korban yang mestinya bisa diselamatkan, kalau ada robot semacam ini. Di Amerika, penelitian robot semacam ini sudah marak, apalagi dipacu dengan tragedi menara kembar WTC yang runtuh 11 September 2001 itu. Memang sih, pada tahap sekarang, penelitian robot ini
hasilnya masih terlalu primitif. Dari aspek mekanikanya sih sudah bagus (mampu menerobos di tempat2 sempit dan sulit, dapat bergerak dalam segala medan), tetapi dari aspek autonomousnya masih jauh dari harapan (misalnya kemampuan mengenali sendiri lokasi korban baik melalui sensor visual, sensor suara, mau pun sensor peraba). Penelitian robot jenis ini di Indonesia sudah waktunya digalakkan...

>
> jadi apa kita harus terus berkelit dengan alasan2 itu

Ya nggak... kita harus memulai, dengan tetap prihatin terhadap kondisi tanah air yang memang masih memerlukan biaya untuk bisa sekedar hidup.... Peneliti robot, mestinya tidak terlalu manja.. harus menciptakan terobosan2 agar mampu meneliti, dengan biaya yang ada. Masih banyak peluang, misalnya dengan penelitian bersama dengan institusi luar negeri...
>
> dan akhirnya akan selalu tertinggal dengan negara2 lain.
> so.. gmana caranya kita mengenalkan teknologi robot
> ini kemasyarakat Pak??

Kontes robot yang marak sekarang ini merupakan sarana penting dan murah untuk memperkenalkan robot ke masyarakat. Masyarakat -paling tidak- akan memiliki apresiasi yang memadai tentang robot.

Juga, kita perlu melakukan "road show" ke sekolah2, untuk mendemonstrasikan pembuatan robot sederhana. Siapa tahu, di antara mereka akan lahir ahli robot terkemuka nantinya....

0 Comments:

Post a Comment

<< Home