tag:blogger.com,1999:blog-108677902024-03-13T10:46:54.262+09:00Robotika IndonesianaUntuk pecinta robotika Indonesia, baik sebagai hobi, penelitian, aplikasi industri, atau apa saja.. Terbuka untuk semua kalangan, tanpa memandang tingkat pendidikan, asal-usul, usia, SARA dan sebangsanya.Son Kuswadihttp://www.blogger.com/profile/09997385324601381360noreply@blogger.comBlogger45125tag:blogger.com,1999:blog-10867790.post-64961864559641309612008-09-13T12:06:00.000+09:002008-09-13T12:10:50.414+09:00Tim Jump-be PENS Gagal Raih Juara I di Abu Robocon 200801 September 2008, 18:12:04, Laporan Iping Supingah, Suara Surabaya<br /><br />suarasurabaya.net| Setelah melalui perjuangan cukup pajang akhirnya Tim Robot Jump-be dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) hanya mampu bertahan di semifinal. Tim Jump-Be harus puas sebagai 2nd Runner Up bersama dengan Tim dari Toyohashi Jepang. <br /><br />Kekecewaan mendalam terungkap dari pembimbing dan anggota tim robot Jump-be yang kali ini hanya mampu memperoleh penghargaan juara tiga (2nd Runner Up) dan penghargaan untuk desain terbaik. <br /><br />Diwawancarai di tempat berbeda, Dr It TITON DUTONO, M.Eng, Direktur PENS, menyatakan hal serupa, namun beliau memilih menanggapi hal ini dengan bijak dan menyerahkan segalanya kepada Yang Kuasa (Tuhan, red).“Saya yakin mereka (tim robot, red) telah berusaha cukup keras hingga mampu bertahan di babak semifinal, namun jika pada saat itu mereka belum beruntung berarti memang keputusan ada di tangan Tuhan,” kata beliau. <br /><br />Di pertandingan awal tim Jump-Be sempat mengungguli tim Korea dengan skor 34 – 7, sementara di pertandingan kedua melawan Srilanka tim Jump-Be menang (48- (-3)) dengan mulus melalui GOVINDA (Keadaan white butter dan yellow butter terangkat sempurna) dengan waktu tercepat, yaitu 26 detik (lebih cepat 2 detik dari waktu GOVINDA tim robot China). Tim lainnya yang berhasil mencapai GOVINDA adalah Mongolia sewaktu lawan Fiji dan China melawan Bangladesh. Sejak ini tim dari Indonesia mulai disoroti oleh tim-tim robot dari Negara lain. Sebagai juara di blok 2 kelompok D, Indonesia akhirnya bertemu dengan Tim dari blok 1 kelompok C yaitu tim robot dari Vietnam, dengan kemenangan pada Tim Jump-be. Ini merupakan sebuah prestasi mengingat tim Jump-Be dapat mengalahkan tim Vietnam yang pernah 2 kali menjadi juara di ABU Robocon. <br /><br />Sayang, kelihatannya trauma tahun lalu terbawa di Pune India sewaktu semi-final melawan perguruan tinggi China tersohor “Xi’an Jiao Tong University” yang tahun lalu mengalahkan EEPIS di Final ABU ROBOCON 2007 Hanoi Vietnam. Tim Jump-Be harus takluk dengan nilai 24-9 untuk Jiao Tong. Dan akhirnya Jiao Tong menjadi pemenang setelah mengalahkan Mesir dengan nilai tipis 22-21. <br /><br />“Meskipun harus puas diurutan ketiga namun prestasi mereka (tim Jump-be, red.) cukup membanggakan bagi kami. Bagaimanapun juga mereka telah mengharumkan nama Indonesia di Ajang Robotika Internasional,” imbuh TITON seperti dalam siaran pers yang diterima suarasurabaya.net, Senin (01/09). <br /><br />Sementara itu, pada saat pengumuman pemenang panitia juga menginformasikan penyelenggaraan ABU Robocon 2009 mendatang akan dilaksanakan di Tokyo Jepang. <br /><br />Rencananya tim robot yang beranggotakan 5 personel ini akan tiba di tanah air pada tanggal 3 September 2008 pagi. Tim akan langsung menuju Surabaya pada hari itu juga dengan penerbangan terjadwal pukul 16.20 tiba di bandara Juanda, dan akan melanjutkan perjalanan langsung menuju kampus.(ipg) <br /><br />Teks Foto: <br />- Tim Jump-be saat menerima penghargaan di ABU Robocon 2008 di India. <br />Foto: Humas ITSSon Kuswadihttp://www.blogger.com/profile/09997385324601381360noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-10867790.post-18813953531359032432008-04-21T14:20:00.002+09:002008-04-21T14:43:54.910+09:00Robotika Indonesia: Tarik Minat Dunia Pendidikan Lewat Kontes Robot<img src="http://www.qbheadlines.com/img/uploaded/thumbs/568Page_1.jpg"><br /><br />Sumber: <a href="http://www.qbheadlines.com/innovation.php?cat=6"> QBHeadlines.com </a><br /> <br /><br />Oleh: Restituta Ajeng Arjanti<br /><br />Apa yang terlintas di benak Anda saat mendengar kata "robot"? Mesin dengan bentuk menyerupai manusia seperti Robocop, android dalam film The Terminator, atau mungkin mesin seperti yang ada di film Daryl, atau Bicentennial Man?<br /><br />Meski banyak orang membayangkan robot sebagai mesin dengan rupa seperti manusia, pada kenyataannya banyak sekali robot berpenampilan “datar” dan kaku—sama sekali tak mirip manusia. Mereka umumnya dibuat untuk menjalankan tugas-tugas berisiko tinggi yang tak mungkin dilakukan oleh manusia. Misalnya untuk memelajari dan menjelajah Mars, mengangkat objek-objek berat, atau mengerjakan tugas-tugas pemasangan barang yang menuntut presisi tinggi di pabrik perakitan hardware.<br /><br /><span class="fullpost">Robot banyak digunakan untuk keperluan di bidang manufaktur, militer, transportasi, kesehatan, dan eksplorasi luar angkasa. Tak mengherankan, mereka tak kenal lelah dan telah diprogram sedemikian rupa agar tidak melakukan kesalahan saat mengerjakan tugas-tugas rumit dan berulang.<br /><br />Untuk bidang robotika, salah satu negara yang bisa dijadikan kiblat adalah Jepang. Di sana, robot bahkan telah menggantikan fungsi asisten rumah tangga. Dibandingkan dengan Jepang atau negara-negara maju lainnya, dunia robotika Tanah Air memang masih terbatas, meski sudah dimulai sejak sekitar tahun 1985-an. Hal tersebut diakui oleh Wahidin Wahab, Presiden Robotic Organizing Committee Indonesia (ROCI).<br /><br />Di sini, penggunaan robot memang masih terbatas di bidang industri, yakni dalam sistem produksinya. “Di luar itu, pemanfaatan robot masih sebatas hobi dan kegiatan ekstrakurikuler saja,” ujar Wahidin.<br /><br />Kontes Robot dan Perhatian Sekolah<br /><br />Wahidin bercerita, sejak tahun 1999, Direktorat Pendidikan Tinggi - Departemen Pendidikan Nasional (Dikti-Depdiknas), atas prakarsa Prof. Soemantri Brojonegoro, telah mensponsori ajang lomba robot nasional yang diberi nama Kontes Robot Indonesia (KRI). Kini, beberapa kontes robot sudah dilaksanakan secara teratur setahun sekali. Contohnya KRI dan Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) yang diadakan oleh Dikti-Depdiknas untuk mahasiswa, Imagine 08 yang dilaksanakan untuk siswa SD, SMP dan SMU oleh Klub Robotic bekerja sama dengan Fischer Technik Indonesia; Indonesia Robot Olympiad (IRO) yang diadakan oleh ROCI untuk tingkatan SD, SMP, SMU, hingga mahasiswa dan umum (perusahaan); serta Indonesia ICT award 2008 yang disponsori oleh Depkominfo.<br /><br />Secara umum, kontes robot telah berhasil menarik minat mahasiswa untuk menekuni ilmu pengetahuan dan menerapkan teknologi dalam robot yang mereka rancang dan buat untuk kontes. Bahkan kini beberapa universitas dan politeknik terkemuka telah mulai melakukan penelitian mendalam di bidang aplikasi robotika.<br /><br />Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) adalah salah satu universitas yang terkenal dengan bidang robotikanya. Son Kuswadi, Kepala Intelligent Control and Robotics Lab, ITS, menyampaikan, saat ini, labnya tengah mengembangkan robot berbasis sistem biologi, robot yang dikembangkan dengan meniru mekanisme dan kendali makhluk hidup, untuk keperluan pencarian korban tsunami dan gempa.<br /><br />Produk lain yang mereka kembangkan adalah robot berkaki lima yang punya kemampuan seperti bintang laut, bisa bergerak fleksibel di celah-celah sempit dan mampu menghadapi beragam halangan. Robot ini mereka kembangkan dengan sistem kendali berbasis sifat. Kecerdasannya dibangun berdasarkan kecerdasan-kecerdasan dasar yang dimiliki oleh makhluk hidup yang ditirunya.<br /><br />Son mengaku, ITS cukup sering mengajak murid sekolah-sekolah di Surabaya untuk mengikuti workshop merakit robot sederhana. Hal itu tak sulit untuk dilakukan karena kini sudah ada banyak kit yang ditawarkan untuk memudahkan perakitan robot. Jadi para pemula tak perlu lagi membangun robot dari nol. Menurutnya, ini dapat menarik minat generasi muda yang potensial untuk mengembangkan robot.<br /><br />Tak hanya lewat kontes, roadshow dan seminar tentang robotika pun kerap diadakan untuk memperkenalkan dunia robotika pada masyarakat. Selain menambah ilmu peserta, kegiatan-kegiatan itu juga bisa menjadi obat untuk mengatasi kejenuhan belajar siswa di sekolah.<br /><br />Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, perhatian terhadap dunia robotika kian meningkat. Beberapa sekolah telah memasukkan pelatihan robotika dalam kegiatan ekstrakurikuler mereka. Di antaranya BPK Penabur, SD Sekolah Alam, Sekolah Ricci, SMP-SMU Petra di Surabaya, dan Sekolah Pelita Harapan.<br /><br />Masih Banyak Kendala<br /><br />Meski mulai banyak peminatnya, masih banyak kendala yang dihadapi oleh dunia robotika Tanah Air.<br /><br />“Kendalanya dari segi waktu, biaya, dan guru”, ujar Wahidin. Dari segi waktu, ia mengungkapkan, sebagian besar sekolah merasa sudah membebani murid-muridnya dengan kurikulum yang begitu padat. Menambah materi tentang robotika sama artinya dengan menambah waktu belajar-mengajar murid dan guru. Dari segi biaya, hampir semua sekolah belum menyediakan bujet untuk kegiatan eskul robotika, apalagi harga kit robot cukup mahal. Dan ketiga, guru umumnya enggan ketambahan beban mengajar. Mereka merasa telah melaksanakan kewajibannya dengan memenuhi jam kerjanya. Lagipula, gaji mereka tak bertambah meski kegiatan mengajar mereka bertambah.<br /><br />Kendala biaya juga diakui oleh Son. Komponen-komponen robot, apalagi jika baru, mahal harganya. Menurutnya, satu motor DC lengkap dengan sistem kendalinya bisa berharga Rp5 juta, padahal untuk membangun satu robot bisa dibutuhkan 10 motor, belum termasuk komponen yang lain. Kalau mau lebih ringan, komponen-komponen seken bisa dilirik.<br /><br />Selain itu, Son juga menilai kemampuan perguruan tinggi dalam negeri belum merata—ada yang sudah maju dan berkali-kali jadi juara kontes robot, namun banyak juga belum mampu mengendalikan gerakan motor. Kendati demikian, menurutnya pengadaan kontes-kontes robot dapat meminimalkan masalah tersebut.<br /><br />Masa Depan Robotika Indonesia<br /><br />Wahidin Wahab dan Son Kuswadi sama-sama memimpikan masa depan dunia robotika Tanah Air yang cerah.<br /><br />“Saya tidak bermimpi anak-anak Indonesia kelak bisa membuat robot tercanggih di dunia, namun saya berharap suatu hari nanti mereka akan muncul sebagai ahli-ahli teknologi yang bisa berkarya dan menghasilkan produk-produk inovatif dengan memanfaatkan teknologi robotika”, ucap Wahidin. “Dengan begitu, akhirnya negara kita dapat berubah, dari negara agraris menjadi negara yang berbasis industri dan teknologi tinggi.”<br /><br />Jika itu dapat tercapai, Wahidin percaya Indonesia tak harus mengalami krisis terus menerus dan tak perlu lagi mempersoalkan subsidi bahan bakar atau urusan ekonomi sejenisnya.<br /><br />“Saya berharap agar 'demam' robotika di Tanah Air itu terus dibangkitkan, demi tersedianya SDM tangguh di Tanah Air dalam membangun bangsa”, begitu harapan Son. Menurutnya, meski masih banyak pengangguran di dalam negeri, masyarakat tak perlu takut untuk mengembangkan robot. Robot dapat dianalogikan seperti komputer. Dulu, banyak orang mengkhawatirkan komputer akan mengambil peran sekretaris. Ternyata kini, komputer justru menjadi senjata andalan sekretaris dalam bekerja. Pun robot akan membantu meringankan tugas manusia.<br /><br />“Dengan menggembleng orang menjadi mampu berkreasi di bidang robotika, kita akan menghasilkan orang-orang yang siap berkarya di bidang apapun, nantinya”, tambah Son.<br />Robotika Bukan Sekadar Urusan Teknis<br />“Untuk terjun ke bidang robotika, seseorang harus siap untuk mempelajari berbagai aspek—bukan hanya aspek teknis dan pengetahuan tentang komponen-komponen elektronika, tapi juga sosial”, Son menyampaikan.<br /><br />Saat ini, banyak penelitian dilakukan untuk menemukan cara bagaimana agar robot-robot dapat saling berkomunikasi dan bekerja sama dalam mengerjakan tugas yang besar. Misalnya untuk menangani masalah reruntuhan bangunan akibat gempa, robot dapat digunakan untuk menemukan korban. Akan lebih mudah jika robot memiliki kemampuan komunikasi. Jadi, dia dapat memanggil rekan-rekannya untuk membantunya menyelamatkan korban.<br /><br />“Tentu saja, kemampuan-kemampuan teknis dan sosial tak harus dikuasai oleh satu orang”, ujarnya lagi. Intinya, kolaborasi menjadi kunci untuk sukses membuat robot. Untuk mengembangkan robot yang hebat, yang dibutuhkan adalah teamwork yang kuat.</span>Son Kuswadihttp://www.blogger.com/profile/09997385324601381360noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-10867790.post-23219614541721379272007-08-30T18:24:00.000+09:002007-08-30T20:57:00.264+09:00Selamat datang para pahlawan: Tim G-RUSH<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKrG0kN-tFX3EAriF7aUcAZEW2GQMcZ9XQEpqM8BquqinRgMxNn26VXp5hZNJ5u1MlP-iqRQ1Q05E_hZUspaBWCxKESZlSNrG2MSRbiqnxz_-n33zR8K7vgxuj9XI7m06wCE4g/s1600-h/dsc00334.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKrG0kN-tFX3EAriF7aUcAZEW2GQMcZ9XQEpqM8BquqinRgMxNn26VXp5hZNJ5u1MlP-iqRQ1Q05E_hZUspaBWCxKESZlSNrG2MSRbiqnxz_-n33zR8K7vgxuj9XI7m06wCE4g/s320/dsc00334.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5104456443566380482" /></a><br /><br />Selamat datang pahlawanku: Tim G-RUSH, di bawah bimbingan Ali Husein, ST., M.Eng. dan Fernando Ardilla, SST diterima Direktur PENS ITS, Dr.Ir. Titon Dutono, M.Eng.<br /><br /> PENS (Politeknik Elektronika Negeri Surabaya) ITS menyambut Tim ITS yang sukses juara II Asia Pasific Broadcast Robot Contest di Hanoi Vietnam dengan 3 becak hias, Kamis (30/08).<br /><br />Tim juara yakni PRAMUDYA AIRLANGGA (ANGGA), FIRDAUS NURDIANSYAH, ALI MURTADLO, ANDIK HERMAWANTO dan MARSUDI HANDOYO (KOMENG), merasa surprise dengan sambutan itu.<br /><br /><span class="fullpost">Pada suarasurabaya.net, ANGGA menjelaskan proses pembuatan robotnya. Butuh waktu 7 bulan, Desember 2006-Juli 2007. Robot G-RUSH ini bisa mengambil obyek dan meletakkan pada scoring point untuk bisa membedakan warna, menghalangi jalannya robot lawan, dan mengecoh lawan.<br /><br />Dalam pembuatan G-RUSH ini, ANGGA mengaku tidak ada kendala. Mahasiswa asal Jombang ini merupakan Tim Leader Robot G-RUSH. Setelah berjuang selama 1 minggu, akhirnya tim dari Indonesia ini bisa menjadi juara II dari 19 tim yang bertanding.<br /><br /><img src="http://www.suarasurabaya.net/v04/clips/200708/kk43912_clip2.JPG"><br /><br />Terkait dengan suka duka tim selama seminggu di Hanoi, TRI BUDI Pembantu Direktur III Bidang Kemahasiswaan PENS ITS mengatakan ada kendala bahasa. Mayoritas panitia dan wasit tidak bisa berbahasa Inggris. Jadi membutuhkan tour guide.<br /><br />Kendala bahasa ini semakin rumit, ketika Tim Indonesia ingin mengganti baterai, tapi tidak diperbolehkan panitia. Tapi, keberuntungan berada di pihak Indonesia, dan Tim PENS ITS menjadi Juara II Asia Pasific Broadcast Robot Contest (Robocon).<br /><br />"G-RUSH sebagai robot tercepat dan akurasinya tinggi. Tim Indonesia juga menjadi favorit bersama Tim Vietnam," jelasnya.<br /><br /><img src="http://www.suarasurabaya.net/v04/clips/200708/kk43912_clip3.JPG"><br /><br />Sementara tentang pemberian beasiswa, pihak ITS masih akan melihat kondisi keuangan terlebih dulu. Pemberian beasiswa dan SPP selama 1 tahun gratis, akan diupayakan bagi mahasiswa yang berprestasi ini, untuk memberikan motivasi pada adik-adik kelas.<br /><br />Indonesia dalam kontes Robocon berada pada klasemen A bersama Bangladesh. Dari 18 negara yang ikut, tim Vietnam sebagai tuan rumah berhak menampilkan 2 regu. (tys/tin)</span>Son Kuswadihttp://www.blogger.com/profile/09997385324601381360noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-10867790.post-77486576237513585102007-08-27T09:54:00.000+09:002007-08-27T10:17:00.859+09:00Puaskah G-RUSH di posisi Runner Up ?Berikut ini catatan lanjutan dari Dr. Endra Pitowarno, langsung dari Hanoi:<br /><br />Kalah di final memang menyakitkan. Apalagi ketika merasa mampu akan dapat meredam China yang memang kokoh sejak awal namun ada celah yang sudah dapat dibaca oleh Indonesia untuk diruntuhkan keperkasaannya. Robot manual Indonesia yang lebih unggul juga menjadi andalan tim jika pencapaian menang Victory tak memungkinkan. Robot manual Indonesia jelas lebih unggul dalam kecepatan, ketangkasan manuver dan kemampuan membalik tumpukan dengan gerakan yang memukau. Terbukti, meski kalah victory namun pada kedudukan terakhir robot manual Indonesia ini telah mampu meletakkan 3 pearl di posisi luar sementara manual China baru meletakkan satu.<br /><br />Robot otomatis Indonesia juga terbukti lebih gesit, yang terbukti dalam 10 detik pertama sudah mampu menempatkan masing-masing 2 pearl di dua island untuk siap-siap membentuk victory, sementara China baru akan menguasai satu island saja.<br /><br /><span class="fullpost">Namun, ketika robot otomatis ketiga siap-siap mengambil 2 pearl di tumpukan terjauh, sebuah robot otomatis China dikorbankan untuk menubruk dengan cepat ke arah robot kita itu. Maka terjadilah tabrakan. Dalam hitungan 2-3 detik setelah tabrakan tim Indonesia meminta untuk retry. Namun kenapa wasit tidak memerbolehkan? Paniklah tim Indonesia, padahal dua posisi island victory sudah dikuasai menunggu satu island lagi untuk dilengkapi, sementara tim China perlahan tapi pasti mulai menempatkan pearl pada posisi victory. SATU ISLAND BERBAHAYA ! Teriak lagi minta retry... teriak lagi (bendera kuning sudah dikibarkan berkali-kali oleh Komeng (Marsudi), aaah... baru setelah 6-7 detik kemudian wasit memerbolehkan retry untuk robot yang dihalangi otomatis China itu. Indonesia bermaksud retry dengan mengarahkan robot ini ke island victory lawan yang sesuai program akan mampu mencapai island itu dalam waktu kurang dari 5 detik tanpa membawa pearl untuk menghalagi lawan menempatkan pearl. Berikutnya G-RUSH berencana menguasai penuh posisi jangkauan robot manual sembari melakukan penyisiran islands melalui robot otomatis yang berdiri bebas. Mekanisme rotasi di robot manual menjadi andalan sebab China tidak punya.<br /><br />Terlambat!<br />Kerugian waktu lebih dari 7 detik itu cukup membuat China mampu menyelesaikan bentuk victory sementara dua robot otomatis Indonesia lainnya masih berdiri kokoh mengangkangi dan menjaga island victory yang dikuasainya sebelum membuat keputusan menyisir islands yang lain.<br /><br />Dalam final ini ambisi juara Tim Indonesia dikandaskan bukan semata-mata kekuatan China, namun wasit yang memimpin juga ikut andil atas terjadinya hasil ini.<br /><br />Yaah, bagaimanapun, sebagai bangsa yang besar, Indonesia juga harus berjiwa besar. Pertandingan ini bukanlah pertandingan hidup-mati. Ini adalah ajang pembelajaran teknologi bagi generasi muda. Selebihnya, unsur-unsur unfairplay, baik oleh tim yang bertanding maupun oleh panitia dan wasit tuan rumah sebagai penyelenggara semestinya bukan pada tempatnya ditunjukkan oleh pihak tuan rumah. Perlu diketahui: 2 tim Vietnam yg telah dipersiapkan dengan sangat matang telah dikandaskan oleh lawan-lawannya pada babak-babak awal hingga perempat final. Ini nampak telah membuat sangat kecewa rakyat Vietnam yang dampaknya panitia mulai sewot ketika babak semifinal akan mulai.<br /><br />Sebagai bangsa yang besar, anggota tim yang semula terpana tidak percaya kenapa bisa kalah, akhirnya bisa bercanda kembali dan mensyukuri hasil yang bagaimanapun memang telah digariskan oleh Yang Maha Kuasa sesuai dengan usaha yang telah dilakukan. Jiwa besar telah ditunjukkan oleh mereka. Firdaus, Angga, Komeng, Ali, Andik, kalian telah mengharumkan nama bangsa. Nando, Anda adalah pakar robot masa depan. Pak Ali Husein, terima kasih atas bimbingan Anda sehingga mereka mampu membuat rangkaian dengan sangat handal.<br /><br />Puaskah G-RUSH sebagai Juara II ABU Robocon 2007 ?<br />Alhamdulillaah....<br /><br />Terima kasih para pahlawan.<br /><br /><br />Hanoi, 26 Agustus 2007<br />(mantan) Ketua Dewan Juri KRI 2007<br /> Endra Pitowarno </span>Son Kuswadihttp://www.blogger.com/profile/09997385324601381360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-10867790.post-78734469830684798822007-08-27T09:50:00.000+09:002007-08-27T10:24:06.883+09:00Tim Robot G-Rush dari Indonesia Juara II DuniaSurabaya (ANTARA News) - Tim robot G-Rush dari Indonesia akhirnya menjadi juara II dalam Robot Contest (Robocon) 2007 atau Kontes Robot Dunia 2007 di Hanoi, Vietnam, Minggu waktu setempat.<br /><br />Informasi yang diperoleh ANTARA menyebutkan tim robot dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) ITS Surabaya itu menjadi juara II tingkat dunia setelah dikalahkan tim robot dari China dalam babak final.<br /><br />Namun, prestasi itu melampau target, karena ITS Surabaya hanya mematok target untuk lolos ke semifinal Robocon 2007, sebab tim yang diduga menjadi lawan tangguh G-Rush berasal dari Jepang, Korea Selatan, China dan Vietnam sendiri.<br /><br /><span class="fullpost">Apalagi, katanya, penampilan robot ITS di final tidak kalah dari juara pertama dari China, bahkan tim ITS justru dihambat wasit dari Vietnam untuk meminta waktu mengulang (retry) akibat adanya masalah pada salah satu robot otomatis.<br /><br />"Tetapi, permintaan itu tidak segera diizinkan oleh juri yang berasal dari Vietnam, sehingga tim dari China yang akhirnya menyelesaikan pertandingan dan keluar sebagai juara pertama," katanya.<br /><br />Selain itu, katanya, perjalanan tim robot G-Rush ke babak final juga tidak mudah. Di perempat final, robot G-Rush berhasil mengalahkan tim dari Thailand yang pernah mengalahkan tim ITS saat perempat final di Kualalumpur pada 2006.<br /><br />"Pertandingan di perempat final itu ibarat partai balas dendam setahun lalu, sehingga arek-arek ITS punya semangat yang luar biasa dan berhasil membuktikan bahwa mereka bisa membalas dendam kekalahan pada tahun lalu," katanya.<br /><br />Saat di semifinal, robot G-Rush juga kembali mengukir sukses dengan mengalahkan robot dari Malaysia yang juga terlihat cukup tangguh itu.<br /><br />"Apa pun hasilnya, saya bangga, karena itu kami akan menyiapkan penyambutan dengan arak-arakan sesampainya mereka di Surabaya. Mudah-mudahan prestasi itu akan terus memacu prestasi di masa mendatang," katanya.<br /><br />Secara terpisah, ketua tim G-Rush, Pramudya Airlangga, mengatakan dirinya sedikit kecewa karena keberpihakan wasit yang tidak segera mengabulkan permintaan tim untuk `retry`, namun hasil posisi kedua sudah cukup memuaskan.<br /><br />"Paling tidak, hasil tahun ini mampu memperbaiki prestasi tim robot ITS tahun lalu di Malaysia, sebab tahun lalu hanya mampu bertahan di delapan besar dan dikalahkan tim Thailand," katanya.<br /><br />Oleh karena itu, katanya, dirinya bersyukur bisa mengalahkan tim Thailand yang menghentikan langkah ITS di delapan besar pada tahun 2006.<br /><br />Kontes Robot Internasional 2007 diikuti 19 tim dari 18 negara, seperti Vietnam (dua tim), Indonesia, China, Bangladesh, Brunei Darussalam, Mesir, Fiji, Hongkong, India, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Macau, Malaysia, Mongolia, Nepal, Arab Saudi, Sri Lanka, dan Thailand. (*)<br /><br />Copyright © 2007 ANTARA </span>Son Kuswadihttp://www.blogger.com/profile/09997385324601381360noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-10867790.post-62529717005986073572007-08-27T09:46:00.000+09:002007-08-27T09:49:32.244+09:00Puasnya mengalahkan THAILAND !Berikut ini catatan Dr. Endra Pitowarno, langsung dari Hanoi, Vietnam.<br /><br />Selama penyelenggaraan ABU Robocon, Indonesia tidak pernah menang<br />melawan Thailand. Setiap kali ketemu Thailand, setiap kali pula<br />kandas. Tercatat pada th 2003 dan 2006 kita dipecundangi Thailand.<br />Tahun 2006 itu bertempat di PWTC Kuala Lumpur Indonesia ditekuk<br />di babak perempat final yang akhirnya Thailand ketemu Vietnam di<br />final. Tahun itu ABU Robocon dimenangi oleh Vietnam.<br /><br /><span class="fullpost">Baru pada 2007 inilah kepercayaan diri Indonesia bangkit penuh setelah<br />melibas Thailand dengan angka telak 17:7 di babak perempat final. Robot-<br />robot otomatis kita berhasil dengan baik memencundangi robot-robot<br />otomatis lawan. Gerakan robot lawan berhasil dikunci, sehingga 3 island<br />di tengah dengan mudah kita kuasai. Sementara itu robot manual Indonesia<br />memertontonkan pertunjukan cantik dengan beberapa kali membalik tumpukan<br />pearl lawan. Ketika melawan Thailand ini Indonesia menggunakan strategi<br />mengunci dan menguasai. Jadi sengaja bukan untuk victory.<br /><br />PUAAS!<br /><br />Hanoi, 27 Agustus 2007<br />Endra Pitowarno </span>Son Kuswadihttp://www.blogger.com/profile/09997385324601381360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-10867790.post-6793601996434512232007-08-27T09:26:00.000+09:002007-08-27T09:33:44.869+09:00G-RUSH Juara Kedua ABU ROBOCON 2007 di Vietnam<img src="http://www.jawapos.co.id/images/1188147334b"><br /><br /><br />HANOI , Jawa Pos 27 Agustus 2007- Setelah berjuang habis-habisan, robot G-Rush akhirnya gagal menjadi juara pada ajang Asia Pacific Broadcasting Union (ABU) Robocon 2007 di Hanoi, Vietnam. Pada babak final kemarin, robot karya mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (PENS-ITS) tersebut gagal mengatasi ketangguhan wakil Tiongkok.<br /><br />Wartawan Jawa Pos Deddy H. Syahrul yang meliput langsung acara tersebut di Hanoi melaporkan, kekalahan dramatis itu membuat anggota tim lunglai. Tim yang terdiri atas Pramudya Airlangga, Marsudi Handoyo, Firdaus Nurdian Syah, Andik Hermawanto, dan Ali Murtadlo tersebut langsung menangis begitu robot andalannya kalah.<br /><br />Menkominfo Muhammad Nuh yang sejak awal bersemangat menyaksikan jalannya final juga hanya bisa geleng-geleng kepala.<br /><br /><span class="fullpost">Ketua tim robot, Pramudya Airlangga, menyayangkan kekalahan tersebut. Dia menilai tim juri kurang adil dalam pertandingan tersebut. Bahkan, Angga -sapaan akrab Pramudya Airlangga- sempat memprotes ketidakadilan tim juri tersebut. "Semestinya kami bisa menang," ujarnya.<br /><br />Dalam pertandingan final kemarin, robot G-Rush sempat terhalang blocker lawan dan tak bisa bergerak. Marsudi langsung meminta status retry (setting kembali) kepada juri. Tanpa alasan jelas, permintaan tersebut ditolak mentah-mentah. "Apa alasannya? Itulah yang kami protes kepada tim juri," tegasnya.<br /><br />Tak pelak, "ngadatnya" tim G-Rush tersebut membuat robot The Inspire Team dari Tiongkok leluasa menguasai arena. Tak berselang lama, robot karya mahasiswa Xian Jiaolong University tersebut mampu membentuk Victory. Kemenangan pun akhirnya melayang ke Tiongkok. "Kami memang kurang memperhatikan blocker lawan. Mestinya kami pakai strategi yang lain," ungkap Angga.<br /><br />Sebelumnya, di semifinal, Indonesia mampu menaklukkan tim Malaysia dengan skor 12-10. Tim Malaysia yang lolos ke babak semifinal setelah mengalahkan tim Jepang, tak mampu menghentikan strategi 1, 2, 3 yang diterapkan tim G-Rush. " Strategi tersebut memang kami simpan pada babak sebelumnya," jelasnya.<br /><br />Dalam strategi tersebut, ritme laju kecepatan lawan dihitung, lantas disesuaikan gerak blocker milik G-Rush.<br /><br />Optimisme tinggi sebenarnya melambung sejak babak penyisihan ketika G-Rush berhasil memecundangi wakil Bangladesh dengan skor telak, 2-0 (14-4). Dengan hanya mengandalkan tiga di antar empat robot, G-Rush langsung menyerobot dan mengubrak-ngabrik daerah pertahanan lawan. Bisa ditebak, robot Bangladesh tak mampu mengimbangi kecepatan robot G-Rush.<br /><br />Memasuki babak perempat final, robot G-Rush semakin giras. Walau kekuatan baterai sempat terganggu akibat terkena air hujan, hal itu tak membuat kemampuan robot berkurang. Dengan menggunakan kecepatan penuh, G-Rush langsung memulai dengan strategi offensive. "Blocker sengaja diluncurkan agar lawan tak mampu mencapai victory," kata Angga.<br /><br />Permainan offensive yang diperagakan G-Rush ternyata membuat lawan terhenyak. Bahkan, salah satu robot milik Thailand yang dihadapi pada babak itu terpelanting karena tak mampu menjaga keseimbangan. "Ini ajang balas dendam kekalahan kami tahun lalu," tegasnya.<br /><br />Asisten Direktur III PENS ITS Tri Budi Susanto menyatakan, tim ITS telah bekerja maksimal. Kekalahan tim G-Rush dalam partai final bukan semata-mata disebabkan persoalan teknologi, tapi strategi dan taktik. "Sebenarnya kemampuan robot G-Rush sudah cukup istimewa. Tim yang ada pun cukup kompak. Tapi, strategi tim, tampaknya, mampu dibaca lawan, sehingga akhirnya kami kalah," jelasnya.<br /><br />Cuaca buruk sempat membuat pertandingan yang digelar di Quan Ngua Sports Palace itu terganggu. Bahkan, jalan penghubung antara arena pertandingan dengan pit stop sempat ambruk karena diterjang angin. Sontak, beberapa tim, termasuk tim Indonesia, sulit membawa robot masuk ke dalam arena.<br /><br />Akibatnya, Indonesia nyaris terlambat ketika bertanding melawan Thailand. "Itu juga salah satu kendala teknis yang membuat kesiapan tim G-Rush kurang maksimal," ungkap Endra Pitowarno, dosen ITS yang bertindak sebagai observer tim G-Rush.<br /><br />Mengenai penyebab kekalahan, dia menilai kesalahan yang dilakukan tim adalah menggunakan strategi yang sama. Akibatnya, strategi tersebut mampu dibaca tim lawan. Padahal, sebenarnya, tim G-Rush mampu lebih cepat menguasai arena. "Selain itu, tim G-Rush kurang tenang. Emosi tim masih kurang terkontrol," jelasnya.<br /><br />Saat diwawancarai terpisah, Muhammad Nuh berjanji mengusahakan ABU Robocon 2009 bisa diselenggarakan di Indonesia. Dia yakin kegiatan tersebut tidak akan mengganggu jalannya Pemilu 2009. "Kalau India yang tidak pernah menjadi juara bisa menjadi tuan rumah pada 2008, mengapa kita tidak?" ujarnya.<br /><br />Untuk diketahui, tim robot Indonesia pernah menjadi juara dalam ABU Robocon 2001 di Jepang. (dedy) </span>Son Kuswadihttp://www.blogger.com/profile/09997385324601381360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-10867790.post-74917061966674834532007-08-26T17:51:00.000+09:002007-08-26T17:54:37.459+09:00Pengamatan hasil Running Test ABU Robocon Vietnam 2007Berikut ini hasil analisis Dr. Endra Pitowarno, langsung dari Hanoi Vietnam, tentang hasil running test, yang dia kirimkan 25 Agustus, 19.13 WIB.<br /><br />Setelah drawing for match up siang-sore tadi acara ABU Robocon 2007<br />dilanjutkan dengan Running Test.<br /><br />Hasil Pengamatan saya:<br /><br />Grup A: InsyaAllah Indonesia mampu mengatasi dua kali pertandingan (L/R)<br /> melawan Bangladesh. Di atas kertas kemampuan Indonesia di atas<br /> Bangladesh.<br /><span class="fullpost">Grup B: (grup neraka 1 :) > Thailand dengan kemampuan cukup prima robot<br /> autonya (tanpa kemampuan rotasi pearl untuk r.manual) nampaknya<br /> bakal bersaing ketat dengan Vietnam [2]. Di atas kertas Thailand<br /> mampu meredam Vietnam. Macau belum masuk hitungan. Juara A akan<br /> bertemu dengan juara B di perempat final. Menurut penampilan,<br /> nampaknya G-RUSH lebih gesit dibanding Thailand.<br />Grup C: Japan kelihatannya akan mudah melenggang ke perempat final<br /> melawan China atau Hongkong.<br />Grup D: Mongolia belum masuk hitungan. Tim China seperti biasa sangat<br /> kuat dan sukar ditebak strateginya karena begitu banyak opsinya.<br /> Hongkong juga sangat kuat dan cantik autonya dan nampaknya akan<br /> menjadi batu sandungan China.<br />Grup E: Kali ini Malaysia yg kurang begitu kuat namun nampaknya bisa jadi<br /> batu sandungan buat Vietnam [1] yg juara di negaranya. Saudi masih<br /> tetap ala kadarnya (tim baru datang sore ketika running test usai).<br />Grup F: Ini kumpulan grup papan bawah, terlihat dari penampilan ketiganya<br /> yg jauh di atas kemampuan tim-tim unggulan. Susah menebak siapa<br /> yg bakal juara grup ini.<br />Grup G: Korea.<br /><br />Satu tambahan perempat finalis akan ditentukan oleh peringkat runner up<br />grup D.<br /><br />Yang membanggakan, lapangan Vietnam seperti lapangan sendiri bagi G-RUSH<br />yang mampu memukau penonton dengan running testnya. Fair saja, G-RUSH<br />secara teori kali ini lebih baik dari penampilan tim Indonesia tahun<br />kemarin. Semoga besok skenario terbaik dari yg Maha Kuasa terjadi atas<br />G-RUSH.<br /><br />G-RUSH untuk INDONESIA ! <span>Son Kuswadihttp://www.blogger.com/profile/09997385324601381360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-10867790.post-18461771273084268472007-08-20T19:26:00.000+09:002007-08-20T19:50:12.954+09:00Probabilistic Robotics: Binatang apakah itu?Alhamdulillah, dari 14-23 Agustus 2007 ini, saya 'bertapa' di Fakultas Ilmu Komputer UI Depok, untuk belajar tentang "Probabilistic Robotics". Pengajarnya adalah 'Kiai' Dr. Axel Grossmann dari TU Dresden, 'Jejere Kauman' alias Jerman.<br /><br />Jajan apa Probabilistic Robotics itu?<br /><br /><span class="fullpost">Menurut 'Kiai Tumenggung', Prof. Sebastian Thurn dari Stanford University (web-nya, lihat di <a href="http://robots.stanford.edu/papers/thrun.probrob.html">sini</a>), Probabilistic Robotics adalah pemanfaatan teori probabilitas untuk 'mengukur' persepsi robot - yang secara inheren penuh dengan ketidakpastian, yang meliputi pengukuran sensor dan cara bagaimana keputusan pengendalian dilakukan.<br /><br />Penasaran? Klik bahan-bahan pelajarannya di <a href="http://www.wv.inf.tu-dresden.de/Teaching/SS-2007/probrob/">sini</a>.</span>Son Kuswadihttp://www.blogger.com/profile/09997385324601381360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-10867790.post-53716295886292870612007-08-16T17:36:00.000+09:002007-08-16T17:42:48.247+09:00Lebih Sigap, G-Rush Siap Ke VietnamSource : Jawapos, Edisi Minggu 24 Juni 2007 <br /><br /><img src="http://www.kri.eepis-its.edu/~udinharun/webpens/folder_images/.resized/.resized_200x150_JUARA_G_RUSH.jpg"><br /><br />EEPIS-Online, SURABAYA - G-Rush, robot pemenang Kontes Robot Indonesia (KRI) 2007, siap berlaga pada ajang Asia Pacific Broadcasting Union (ABU) Robocon di Hanoi, Vietnam, Agustus mendatang. Robot karya mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya-Institut Teknologi Sepuluh Nopember (PENS-ITS) tersebut kemarin diuji coba kembali di lapangan PENS. <br />Uji coba G-Rush kemarin terasa istimewa karena disaksikan langsung oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Mohammad Nuh yang didampingi Direktur PENS-ITS Titon Dutono.<br /><span class="fullpost">Robot karya Pramudya Airlangga, Marsudi Handoyo, Firdaus Nurdian Syah, Andik Hermawanto, dan Ali Murtadlo tersebut telah diperbaiki beberapa komponennya. G-Rush pun siap bertanding dengan berbagai strategi. "Bukan perubahan total, kami memperbaiki hardware dan software-nya," tutur Angga, sapaan akrab Pramudya Airlangga.<br />G-Rush diharapkan tampil lebih garang dibanding penampilannya pada final KRI 2007 di Graha ITS awal Juni lalu. Mereka telah memperbaiki beberapa sensor, terutama yang mampu menantang cahaya. <br />Diungkapkan Angga, G-Rush sempat mengalami masalah pada final KRI lantaran sinar yang begitu terang di panggung. Karena itu, saat latihan kemarin, tim telah menyiapkan dua lampu 500 watt untuk menyorot robot. G-Rush akan tetap tampil dengan tiga robot otomatis dan satu manual yang dikendalikan oleh seorang driver atau pengemudi. <br />"Kecepatan sudah kami perbaiki. Terutama untuk lintasan lurus, akan kami tambah kecepatannya," ujar mahasiswa Diploma-III Teknik Elektronika semester enam itu.<br />Aksi G-Rush kemarin tampak lebih sigap. Robot tersebut mampu melakukan konfigurasi victory dalam waktu satu hingga dua menit. Padahal waktu maksimalnya tiga menit. Hanya, G-Rush masih bermain sendiri tanpa musuh. Meski begitu, Angga mengaku sudah menyiapkan beberapa strategi baru bila nanti G-Rush berhadapan dengan lawan.<br />G-Rush harus sudah sampai di Hanoi pada 10 Juli. Lebih dari satu bulan sebelum pelaksanaan final pada 26 Agustus. "Satu bulan sebelum pelaksanaan robot harus sudah sampai. Maka sekarang kami ngebut," kata Angga.<br />Gigih Prabowo, juri KRI dan salah satu advisor mereka, mengatakan bahwa saingan terberat tetap Jepang, Korea, dan Tiongkok. Tahun ini Gigih yakin Indonesia dapat memberikan perlawanan. Maklum, tahun lalu saat final ajang serupa di Malaysia, robot Indonesia kelimpungan lantaran salah menafsirkan peraturan. Kini peraturan telah dipastikan dan tak mungkin ada multitafsir.<br />Sementara itu, Nuh berharap G-Rush dapat menuai hasil maksimal. Mantan rektor ITS itu berharap G-Rush dapat mengulang kesuksesan B-CAK yang menjadi jawara pada pentas ABU Robocon di Jepang pada 2001 lalu. "Dukungan moral dan finansial diperlukan. Mereka harus menggaet banyak sponsor," kata Nuh. <br />Diungkapkan Nuh, Depkominfo akan membantu finalis Indonesia untuk menggaet sponsor. Nuh juga berjanji akan melaporkan hasil yang diraih wakil Indonesia itu kepada presiden. (ara)</span>Son Kuswadihttp://www.blogger.com/profile/09997385324601381360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-10867790.post-81392300724355732962007-08-12T19:24:00.000+09:002007-08-12T19:29:27.390+09:00DARPA names MIT's 'robocar' a semifinalistHeather Manning, News Office Correspondent<br />MIT News, August 9, 2007<br /><br /><img src="http://web.mit.edu/newsoffice/2007/robocar-2-enlarged.jpg"><br />MIT's entry for the 2007 DARPA Urban Challenge competition is a self-piloted Land Rover LR3. Photo / Donna Coveney<br /><br />An MIT vehicle that effectively drives itself has been selected as a semifinalist in this year's DARPA Urban Challenge, a competition for cars and trucks that run without human help. The qualification was announced Thursday by DARPA, the central research and development organization for the Department of Defense.<br /><br />The announcement means the MIT vehicle and its team of student and faculty developers will travel to an urban military training facility in Victorville, Calif., in late October to compete against 35 other robotic vehicles from across the country. In the semifinals and the finals in early November, the robots will have to execute simulated military supply missions in a mock urban area while obeying California traffic laws--without any human intervention.<br /><br /><span class="fullpost">"Our team is delighted to move forward to the next stage of the competition," said team leader John Leonard, professor of mechanical and ocean engineering at MIT. "I want to express my gratitude to everyone on our team for their tremendous hard work. I also want to thank all our sponsors for their generous support."<br /><br />The MIT vehicle uses multiple laser range scanners, high-rate video cameras and automotive radar units to perform autonomous planning and motion control.<br /><br />In the final Urban Challenge, set for Nov. 3, DARPA will award $2 million, $1 million and $500,000 awards to the top three finishers that complete the course within the six-hour time limit. Unlike the previous two competitions, this challenge will take place in an urban environment with the robotic vehicles required to autonomously operate amongst one another.<br /><br />In addition to Leonard, key leaders of the MIT team include Professor Jonathan How and Associate Professor Emilio Frazzoli of the MIT Department of Aeronautics and Astronautics, Professor Seth Teller of the MIT Department of Electrical Engineering and Computer Science and Associate Professor David Barrett of Olin College.<br /><br />The sponsors of Team MIT include the MIT School of Engineering, the C.S. Draper Laboratory, the Ford-MIT Alliance, Land Rover, Quanta Computer, BAE Systems, MIT Lincoln Laboratory, MIT Information Services and Technology, South Shore Tri-Town Development Corporation, Delphi, Applanix, Mobileye, Nokia and Australia National University. </span>Son Kuswadihttp://www.blogger.com/profile/09997385324601381360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-10867790.post-67522606261874723402007-08-11T16:19:00.000+09:002007-08-11T16:33:46.380+09:00Jepang Kenalkan Robot BerdansaAnnisa M. Zakir - detikInet<br /><br /><img src="http://www.detikinet.com/content_images/content/2007/08/11/398/dancingrobot250.jpg"><br />Robot berdansa (http://cvl.iis.u-tokyo.ac.jp)<br /><br />Tokyo, Di Jepang, perkembangan robot memang cukup pesat. Mulai dari robot pembantu hingga robot pengganti dokter. Kini, robot yang mampu berdansa pun hadir.<br /><br />Para ilmuwan dari University of Tokyo telah berhasil menciptakan robot yang bisa mengikuti gerakan penari manusia. Ya, robot yang bisa berdansa seperti layaknya manusia.<br /><br /><span class="fullpost">Pembuatan robot HRP-2 bipedal yang bisa berdansa tersebut digagas oleh Shin'ichiro Nakaoka dan dibantu oleh rekan-rekan dari universitas Tokyo. Teknologi yang digunakan adalah teknologi penangkap gerakan, sehingga gerakan dansa seseorang bisa terekam dan segera diikuti oleh sang robot.<br /><br />Walau kemampuan robot itu bisa dikatakan tidak meragukan, namun ada beberapa hal yang menjadi problem. Yaitu mem-program sang robot agar tetap dapat mengikuti gerakan yang sulit namun dengan keseimbangan yang tetap baik.<br /><br />Seperti dilansir Vnunet dan dikutip detikINET, Sabtu (11/8/2007), tak lama lagi, dunia akan menyaksikan robot tersebut menari tarian balet 'Swan Lake'. Namun, menurut para ilmuwan, robot ini tidak bisa mengikuti melakukan balet yang seringkali loncat dan membiarkan kedua kakinya di udara beberapa kali.<br /><br />Hingga saat ini, robot tersebut telah didemonstrasikan dan menari tarian tradisional Jepang, 'Aizu-Bandaisan' yang banyak mengunakan gerakan badan daripada kaki. (amz/amz) </span>Son Kuswadihttp://www.blogger.com/profile/09997385324601381360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-10867790.post-1124800423719239892005-08-23T21:30:00.000+09:002005-08-23T21:33:43.730+09:00Selamat Jalan Tim Robot Indonesia<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://photos1.blogger.com/blogger/377/859/1600/AskasFi.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;" src="http://photos1.blogger.com/blogger/377/859/320/AskasFi.jpg" border="0" alt="" /></a><br /><br />Hari ini Tim Robot Indonesia, yang diwakili oleh Tim Askaf-I dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS bertolak ke Beijing, melalui Jakarta. Di Jakarta, rencananya tim akan diterima oleh Mendiknas Bambang Sudibjo. Tim tersebut didampingi oleh Eko Henfri dan Gigih Prabowo sebagai dosen pembimbing. Selamat berjuang di Beijing.. !Son Kuswadihttp://www.blogger.com/profile/09997385324601381360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-10867790.post-1118193159198577322005-06-08T10:09:00.000+09:002005-06-08T10:15:13.796+09:00Robot-robot Otomatis Akan Bersaing Jelajahi Gurun Mojave<img src="http://www.kompas.com/teknologi/news/0506/07/074336.jpg"><br /><span style="font-style:italic;">Modifikasi Humvee buatan tim dari Carnegie Mellon University dilengkapi sepasang kamera untuk menghasilkan gambar tiga dimensi di sekitarnya</span><br /><br /><a href="http://www.kompas.com/teknologi/news/0506/07/171608.htm">Kompas </a>- Pertarungan robot-robot otomatis dimulai lagi. Kali ini 40 robot otomatis dipilih untuk menjajal gurun Mojave pada 8 Oktober. Robot pertama yang dapat melalui 240 kilometer gurun dari Los Angeles hingga Las Vegas dalam waktu kurang dari 10 jam akan dinobatkan menjadi pemenang.<br /><br />Dari seluruh robot yang bertanding, hanya diambil setengahnya sebagai finalis. Penilaiannya dilakukan berdasarkan manuvernya tanpa bantuan manusia dalam menghadapi berbagai rintangan.<br /><br /><span class="fullpost">Hadiah yang diperebutkan kali ini lebih tinggi. Panitia yang disponsori Pentagon menaikkan hadiah dua kali lipat lebih besar dibanding kegiatan sebelumnya menjadi Rp 2 juta dollar. Pada perlombaan yang digelar tahun lalu, tidak satu pun dari 15 peserta menyelesaikan perjalanan di gurun.<br /><br />Medan pertandingan kali ini lebih keras dan menantang. Kendaraan hasil modifikasi Humvee buatan Carnegie Mellon University saja, yang dinobatkan memiliki kinerja terbaik setahun lalu, hanya sanggup berjalan sekitar 12 kilometer di gurun sebelum akhirnya berhenti. Padahal tim yang mendesain Humvee bernama Sandstorm telah memperbaiki versi sebelumnya untuk bertanding dalam kesempatan kedua ini.<br /><br />Robot-robot tersebut akan saling berhadapan di California Speedway di Fontana pada bulan September dan Oktober dalam suatu arena yang didesain untuk menguji kemampuan navigasi otomatis. Kendaraan robot tidak boleh dikendalikan dari jarak jauh dan harus menggunakan global positioning system (GPS) dan berbagai sensor, laser, radar, dan kamera untuk menentukan lajunya dan mendeteksi berbagai penghalang.<br /><br />Berbasis pada kemampuannya, akan dipilih 20 robot terbaik yang akan saling menunjukkan kemampuan dalam arena sesungguhnya pada bulan Oktober. Pemberitahuan medannya akan disampaikan dua jam sebelum pertandingan dimulai.<br /><br />Para peserta yang lolos tahun ini terdiri atas peserta yang juga pernah mengikuti tahun sebelumnya dan mencoba kesempatan kedua. Peserta datang dari 16 negara bagian di AS dan Kanada meliputi peserta perorangan, universitas, perusahaan, dan sekolah menangah. Sekitar 200 peserta mendaftar tahun ini.<br /><br />Kontes yang sangat prestisius bertajuk Grand Challenge ini disponsori oleh lembaga riset dan pengembangan bagian Pentagon yang disebut DARPA (Defense Advance Research Projects Agency) untuk mengembangkan kendaraan otomatis yang dapat digunakan dalam peperangan. Balapan ini juga menjadi bagian upaya Pentagon agar sepertiga kendaraan darat dikendalikan secara otomatis pada tahun 2015. (AP/Wah) </span>Son Kuswadihttp://www.blogger.com/profile/09997385324601381360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-10867790.post-1116377501005662672005-05-18T09:48:00.000+09:002005-05-18T09:53:05.626+09:00Call For Paper International Workshop on Fuzzy LogicCALL FOR PAPERS<br /> WILF 2005<br /> Sixth International Workshop on Fuzzy Logic<br /> Crema (Milan), Italy -- September 15-17, 2005<br /><br /><br />WILF 2005, this year at its 6th edition, is an international workshop<br />on the theoretical, experimental, and applied fuzzy and, more generally,<br />soft-computing techniques and systems which brings together researchers<br />and developers from both Academia and Industry to report on the<br />latest scientific and theoretical advances, to discuss and debate<br />major issues and to demonstrate state-of-the-art systems.<br /><br /><span class="fullpost">The scientific program will include, besides two invited talks,<br />contributed papers that will be presented in plenary oral or poster<br />sessions. Original and unpublished papers on WILF 2005 main research<br />areas and related topics are welcome.<br />Topics of interest include, but are not limited to:<br /><br />1. General techniques and algorithms:<br /> - Fuzzy Sets;<br /> - Rough Sets;<br /> - Possibility Theory;<br /> - Fuzzy Logic;<br /> - Fuzzy Systems;<br /> - Neuro-Fuzzy Systems;<br /> - Representation of Vague and Imprecise Knowledge;<br /> - Fuzzy Evolutionary Algorithms;<br /> - Fuzzy Pattern Recognition;<br /> - Fuzzy Data Fusion.<br />2. Applications:<br /> - Bioinformatics;<br /> - Broadcasting;<br /> - Control;<br /> - Communications;<br /> - Information Retrieval;<br /> - Intelligent Resource Management;<br /> - Knowledge Management;<br /> - Medical;<br /> - Opto-mechatronics;<br /> - Remote Sensing;<br /> - Robotics;<br /> - Semantic Web<br /> - Speech Analysis;<br /> - Television;<br /> - Telepresence;<br /> - Virtual Reality.<br />3. Implementations:<br /> - Analog and Digital Circuits and Systems;<br /> - Architectures and VLSI Hardware;<br /> - Programmable Processors;<br /> - Commercial Software.<br /><br />Two special sessions on "Soft Computing in Image Processing" and<br />"Bioinformatics" are planned. A selection of papers will be peer reviewed<br />for originality, technical contents and relevance and will be considered for<br />publication in two special issues of journals.<br /><br />Important Dates:<br /><br />Submission deadline: 29 May 2005<br />Notification of acceptance: 20 June 2005<br />Camera ready papers due: 15 July 2005<br />Workshop: 15 September 2005<br /><br />Submission:<br /><br />Manuscripts, prepared according to the Springer LNCS format<br />(instructions downloadable from<br />http://www.springer.de/comp/lncs/instruct/typeinst.pdf) may not be<br />longer than 6 pages, including a cover sheet stating<br />(1) Paper title, (2) Keyword(s), (3) Authors' names and affiliations,<br />(4) Contact Author's name and contact details including telephone/fax<br />numbers and e-mail address.<br />Papers in PDF or gzipped PostScript format have to be submitted, no<br />later than May 29, 2005 following the link<br />http://dsa.uniparthenope.it/wilf2005/Submission/tabid/283/Default.aspx<br />The papers will be peer-reviewed by at least two members of the<br />program committee. Authors will be notified via email of the results<br />of the review by June 20, 2005.<br />Submission implies the willingness of at least one author per paper to<br />register, attend the workshop, and present the paper.<br />WILF 2005 Proceedings, including all accepted contributions, will be<br />published by an international publisher. In addition, two special issues<br />of international journals are planned, which will include extended versions<br />of selected WILF 2005 papers.<br /><br />The authors of accepted papers will have to improve their paper on the<br />basis of the reviewers' comments and will be asked to send a camera<br />ready version of their manuscripts, along with text sources and<br />pictures, by July 15, 2005.<br /><br />Web Address: http://dsa.uniparthenope.it/wilf2005/<br /></span>Son Kuswadihttp://www.blogger.com/profile/09997385324601381360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-10867790.post-1116204995886947232005-05-16T09:51:00.000+09:002005-05-16T09:56:35.893+09:00ITS Borong Juara Kontes Robot<a href="http://www.flickr.com/photos/sonkuswadi/14060802/" title="Photo Sharing"><img src="http://photos13.flickr.com/14060802_84ed318a5a_o.jpg" width="272" height="208" alt="robotASKAFiKRC2005" /></a><br /><br /><em>NYALAKAN PERDAMAIAN: Robot ASKAF-i dari ITS yang memenangkan kontes.</em><br /><br />JAKARTA- <a href="http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail&id=4974">Jawa Pos</a> - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali menunjukkan keunggulannya dalam kontes robot nasional. Tim robot ASKAF-i merebut juara umum Kontes Robot Indonesia (KRI) 2005. Dengan kemenangan tersebut, ASKAF-i meraih tiket mewakili Indonesia dalam ABU Robocon (Kontes Robot Asia Pasific) di Beijing, 27 Agustus 2005.<br /><br />Sekitar lima ribu penonton di Balairung Kampus Universitas Indonesia (UI), tempat perhelatan KRI-KRCI 2005 tersebut, menjadi saksi kemenangan tim ASKAF-i itu. Tim yang terdiri atas Adnan Rahmat Anom Besani, Sigit Hardiyono, Kristian Ari Prasetyo, Arif Zuantono, dan Fuad Hasan tersebut berhasil mengalahkan tim robot Maximum Balance milik tuan rumah UI di partai final pada sore kemarin.<br /><br /><span class="fullpost">KRI-KRCI 2005 yang digelar selama dua hari, 14-15 Mei, itu diikuti 62 tim yang terdiri atas 32 tim di KRI dan 30 tim di KRCI. Untuk KRI, temanya adalah Menggapai Puncak Borobudur Nyalakan Api Perdamaian. Tema tersebut diadopsi dari tema besar yang dipilih penyelenggara Robocon di Beijing, Climb on to the Great Wall.<br /><br />Robot otomatis serta manual para peserta bertugas membawa bola api dan memasukkannya ke stupa-stupa agar menyala. Semuanya ada 19 bola api yang harus dimasukkan ke stupa yang dibuat dari keranjang. Laga final kemarin bisa dibilang tidak berimbang. Dalam waktu hanya 2 menit 20 detik, ASKAF-i berhasil memasukkan seluruh bola api. Sedangkan tim Maximum Balance baru memasukkan 5 bola.<br /><br />Para anggota tim ASKAF-i langsung bersujud syukur di lapangan begitu timnya dinyatakan menang telak atau istilahnya Climb the Great Wall. "Kami benar-benar bersyukur. Beban kami sangat berat karena harus juara," jelas Sigit, ketua tim ASKAF-i, setelah menerima piala Sambawana Pratama Cala.<br /><br />Kemenangan ASKAF-i tersebut juga tercapai berkat dukungan sekitar 200 suporternya yang berangkat langsung dari Surabaya. Meski jumlahnya tak sebanyak suporter UI, yel-yel "Hidup ITS!" terus berkumandang. Begitu tim kesayangannya dinyatakan juara, para suporter melakukan kor bersama mengucapkan, "Terima kasih UI!"<br /><br />Dengan kemenangan tersebut, berarti ITS tiga kali berturut-turut menjuarai KRI. Saat KRI pertama pada 2003, tim AISYA ITS menjadi juara setelah mengalahkan tim Unika Widya Mandala (UWM) Surabaya. Tahun lalu, ITS kembali merebut gelar terhormat melalui tim SIFAA. Dan, tahun ini, tim ASKAF-i berhasil mempertahankan reputasi ITS di ajang robot terbesar tersebut.<br /><br />Dirjen Dikti Prof Dr Satryo Soemantri Brodjonegoro yang menutup KRI-KRCI 2005 menyatakan rasa bangganya terhadap kemampuan robot ITS. "Di Beijing nanti, ITS menjadi tumpuan harapan Indonesia," ungkapnya.<br /><br />Rektor ITS Prof Dr Mohammad Nuh DEA yang menyaksikan langsung bersama para pejabat ITS lainnya tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Rektor PTN termuda itu tak kuasa menahan air matanya. "Tim ITS yang juara mendapat hadiah SPP gratis selama setahun," ujarnya spontan.<br /><br />Panitia KRI juga memberikan beberapa penghargaan. Penghargaan bagi peserta dengan spirit tertinggi diberikan kepada tim Free Hq dari Politeknik Caltex, Riau. Penghargaan bagi tim berpenampilan terbaik diberikan kepada robot Nusantara milik Institut Teknologi Bandung. Dan, tim dengan desain inovasi terbaik adalah PRISMA dari Politeknik Negeri Bandung.<br /><br />Sukses ASKAF-i tersebut diikuti rekannya, tim PENSA Mobile, yang memenangi Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) 2005 untuk kategori robot expert.<br /><br />Di KRCI terdapat tiga kategori, yakni robot beroda, robot berkaki, dan robot expert. Di kategori expert, setiap robot melakukan tiga hal. Yaitu, memadamkan lilin, menaiki jalan menanjak, dan menyelamatkan bayi (boneka). Tim PENSA Mobile merupakan tim yang berhasil mengerjakan tiga tugas tersebut. Tempat kedua diduduki tim Raptor dari Politeknik Negeri Bandung.<br /><br />Dalam kategori robot beroda dan berkaki, setiap robot harus berhasil mencari serta memadamkan api di ruang berpetak. Untuk kategori robot beroda, juaranya adalah robot Bratasena dari Politeknik Negeri Bandung dan runner-up-nya diraih robot The Vision dari Universitas Lampung.<br /><br />Sedangkan dalam kategori robot berkaki, juara bertahan Arrachnid_CCTE dari Universitas Surabaya gagal mempertahankan gelarnya dan harus puas di tempat kedua. Arrachnid_CCTE kalah skor dari tim Bladewing dari Institut Teknologi Bandung.<br /><br />Selain itu, dalam KRCI diberikan dua penghargaan. Yakni, tim dengan inovasi terbaik diraih tim Bledhux dari Ubaya. Robot Bledhux merupakan satu-satunya tim yang memadamkan api menggunakan air. Tim lainnya menggunakan kipas untuk meniup lilin. Penghargaan bagi tim yang paling ekonomis diraih robot Zanda dari Universitas Indonesia.<br /><br />Tahun depan, Dikti telah mengumumkan bahwa KRI-KRCI ke-4 akan digelar lagi di Universitas Indonesia. Alasan utama digelar di Jakarta adalah kota tersebut paling mudah diakses tim-tim dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. (tom/rin) </span>Son Kuswadihttp://www.blogger.com/profile/09997385324601381360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-10867790.post-1116137206831111512005-05-15T14:57:00.000+09:002005-05-15T15:10:21.236+09:00Selamat Bertanding Robot-robot Terbaik Indonesia...!<a href="http://www.flickr.com/photos/sonkuswadi/12294849/" title="Photo Sharing"><img src="http://photos11.flickr.com/12294849_50a2fe9f70.jpg" width="400" height="290" alt="Robocon 011" /></a><br /><span style="font-style:italic;">Suasana pertandingan ABU ROBOCON Korea 2004, siapakah yang akan maju ke Beijing tahun ini?</span><br /><br />Selamat bertanding, generasi muda kreatif, tangguh dan maju dalam "Kontes Robot Indonesia (KRI) 2005" 14-15 Mei 2005 di UI. Semoga pemenangnya bisa juga berprestasi di Beijing.....Son Kuswadihttp://www.blogger.com/profile/09997385324601381360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-10867790.post-1115961909896290262005-05-13T14:23:00.000+09:002005-05-13T14:25:09.900+09:00Meskipun Minim Biaya, Kontes Robot Makin DiminatiJakarta - <a href="http://www.kompas.com/teknologi/news/0505/12/175733.htm">Kompas Online</a><br /><br />Dibandingkan kontes robot yang digelar tahun lalu, jumlah peserta Kontes Robot Indonesia (KRI) dan Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) 2005 meningkat lebih dari 30 persen. <br /><br />Menurut Dr. Rinaldy Dalimi, Dekan Fakultas Teknik Universitas indonesia yang juga ketua kegiatan tersebut, jumlah proposal yang masuk tahun ini sebanyak 300 proposal, 168 untuk KRI dan 152 untuk KRCI. Sementara, tahun lalu proposal yang masuk sebanyak 200 terdiri atas 98 proposal untuk KRI dan 112 untuk KRCI. <br /><br /><span class="fullpost">Dari jumlah tersebut sebanyak 32 tim peserta KRI dan 30 robot cerdas berhak mengikuti kontes robot tingkat nasional KRI dan KRCI 2005. Meskipun peserta masih didominasi perguruan tinggi dari Jawa, sebanyak 8 tim berasal dari perguruan tinggi di luar Jawa. Selain itu, kontes robot kali ini juga dibuka untuk umum khususnya KRCI. Dua dari 30 peserta KRCI yang lolos seleksi merupakan wakil perusahaan. Untuk KRI hanya diperuntukkan bagi mahasiswa yang mewakili perguruan tinggi.<br /><br />Tema KRI tahun ini adalah "Menggapai Puncak Borobudur, Nyalakan Api Perdamaian." Tema ini disesuaikan dengan tema ABU Robocon 2005 yaitu "Climp on the Great Wall Light the Holy Fire." <br /><br />Sesuai dengan temanya peserta kontes harus dapat mendesain dua jenis robot, satu jenis robot manual dan beberapa robot otomatis. Robot tersebut harus dapat memasukkan beberapa bola ke dalam keranjang sesuai warna yang ditetapkan dalam tiga menit. <br /><br />Sementara untuk robot-robot KRCI peserta cukup mendesain satu robot otomatis yang mampu mencari sumber api, dari lilin yang diletakkan pada salah satu ruangan dalam labirin. Robot yang mampu memadamkan api secepat mungkin tanpa menyentuh atau menabrak dinding dinyatakan sebagai pemenang. Untuk kategori ekspert, yang juga dibuka untuk umum, lebih komplek lagi karena ada dua lilin di dua lantai yang berbeda.<br /><br />"Untuk memenangkan kontes robot diperlukan strategi sehingga proses pembuatan robot akan mengasah kreatifitas para mahasiswa dan kerjasama berbagai disiplin ilmu," kata Dr. Wahidin Wahab, salah satu tim juri dari Universitas Indonesia.<br /><br />Minim Biaya<br /><br />Hampir seluruh pembiayaan kontes robot ditanggung oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan pelaksanaannya dilakukan oleh Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Meskipun sudah diselenggarakan untuk yang ketujuh kali, kontes robot belum banyak diminati sponsor. Dari total keseluruhan biaya, hanya 10 persen yang diperoleh dari sponsor. Panitia sendiri mengaku belum mampu memberikan hadiah yang sepadan dengan usaha dan kerja keras peserta dalam mendesain robot.<br /><br />Panitia baru bisa menyediakan bantuan dana bagi peserta yang lolos, sebesar 4 juta untuk KRI, 2 juta untuk KRCI, serta biaya transportasi, akomodasi, dan konsumsi selama pelaksanaan lomba. Pemenang setiap kategori mendapat piala tetap dan bergilir. Sedangkan, pemenang KRI akan mewakili Indonesia dalam kontes robot tingkat internasional se Asia Pacifik, ABU Robocon 2005 di Beijing, China tanggal 27 Agustus 2005.<br /><br />"Meskipun tidak menyediakan hadiah uang yang besar, jumlah peserta dari tahun ke tahun terus meningkat. Hal tersebut menunjukkan bahwa minat mahasiswa Indonesia untuk mendalami robot sangat besar, " kata Wahidin. <br /><br />"Bahkan ada 10 peserta yang dengan sukarela membiayai sendiri segala keperluan untuk mengikuti seleksi nasional nanti," lanjutnya. Hal ini menunjukkan mahasiswa Indonesia memiliki minat yang sangat tinggi untuk menguasai ilmu pembuatan robot. Bahkan menurut pengalamannya mengajar, beberapa mahasiswa sengaja memilih beberapa kuliah yang menunjang cara-cara pembuatan robot. Selain itu, beberapa mahasiswa juga membuat robot sebagai tugas akhir.<br /><br />Padahal menurut Satrio Soemantri Brodjonegoro, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, kontes robot adalah upaya untuk memacu peningkatan kualitas SDM mahasiswa Indonesia. Sehingga hasil-hasil pembuatan robot kelak dapat diterapkan di bidang industri atau membantu aktivitas sehari-hari. <br /><br />Prestasi robot mahasiswa Indonesia juga tidak kalah bagus dengan negara lain. Robot B-Cak buatan mahasiswa Politeknik ITS bahkan menang dalam kontes robot tingkat internasional tahun 2001, tahun 1990 robot mahasiswa Indonesia memperoleh penghargaan "The Best Idea" dan pada tahun 1995 masuk babak final dengan penghargaan "The Best Performance."<br /><br />Mungkinkah menarik banyak pihak untuk berpartisipasi dalam ajang KRI dan KRCI 2005 ? Datang dan saksikan kemampuan robot-robot buatan Indonesia, 14-15 Mei 2005 di Balairung Universitas Indonesia, Depok. (Wah)</span>Son Kuswadihttp://www.blogger.com/profile/09997385324601381360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-10867790.post-1115779469873563482005-05-11T11:40:00.000+09:002005-05-11T11:44:29.880+09:00Berebut Tiket Ke Beijing<img src="http://photos11.flickr.com/13351841_a9b78d302c_o.jpg"><br /><br /><strong><em>13 Robot Surabaya Berangkat ke Jakarta</em></strong><br /><br />SURABAYA -<a href="http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_c&id=170668">Jawa Pos</a>- Tim-tim Surabaya diprediksikan akan mendominasi Kontes Robot Indonesia (KRI) dan Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) yang digelar di kampus Universitas Indonesia, 14-15 Mei 2005. Kemarin sore dan hari ini, tim-tim robot dari empat perguruan tinggi itu berangkat ke Jakarta.<br /><br />Selain ITS, Surabaya juga diwakili Universitas Surabaya (Ubaya), Universitas Widya Mandala (UWM), dan UK Petra. Seluruhnya terdapat 13 robot yang akan berlaga. Enam robot di KRI dan 7 robot di KRCI. Mereka akan menghadapi tim-tim robot dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.<br /><br /><span class="fullpost">Salah satu tim juri KRI 2005 Ir Dadet Pramadihanto PhD menyebutkan, dibanding-tim-tim dari kota lain, tim Surabaya memiliki keunggulan secara teknis. "Tahun ini kekuatannya lebih merata. Tim dari Bandung dan Jakarta semakin maju," kata pakar robot ITS ini.<br /><br />ITS yang merupakan juara bertahan KRI mengirimkan 5 robotnya. Tiga robot untuk KRI, yakni ASKAF-i, The Anchor, dan Bharabudara. Sedangkan di KRCI dua robot, yakni Tread Stone (robot beroda) dan Pensa Mobile (robot expert). Tim ITS sudah berangkat kemarin sore ke Jakarta, dilepas Rektor ITS Prof Dr Mohammad Nuh DEA.<br /><br />Sedangkan Ubaya mengirimkan empat tim. Di KRI diwakili robot der Mullend, sedangkan di KRCI diwakili Arachnid CCTe (robot berkaki, yang juga juara KRCI 2004); Tortuga (robot beroda); dan Bledhux (robot expert). "Target kami mempertahankan gelar di KRCI," kata Dekan Fakultas Teknik Ubaya Beny Lianto.<br /><br />UWM juga tak mau kalah dengan mengirimkan 3 robotnya. Yakni NO 12 MA dan G_RAF yang tampil di KRI, serta Bug-Me yang akan berlaga di KRCI kategori robot berkaki. Sementara UK Petra meloloskan satu robotnya, Spy-D di kategori robot berkaki. Tim ini kemarin masih menyelesaikan latihan terakhirnya. "Masih ada yang harus diperbaiki," kata Lauw Lim Un Tung ST, pembimbing tim Spy-D.<br /><br />KRI dan KRCI merupakan kontes robot antarperguruan tinggi di Indonesia yang digelar setiap tahun. Tahun ini, KRI mengambil tema Menggapai Puncak Borobudur Nyalakan Api Perdamaian. Tema ini diadopsi dari tema besar yang dipilih penyelenggara Robocon di Beijing, Climb on to the Great Wall. Pemenang KRI nanti akan mewakili Indonesia di ABU Robocon di Beijing, 27 Agustus 2005.<br /><br />Dalam kontes KRI-KRCI, setiap tim harus membuat robot otomatis dan robot manual. Robot-robot ini akan membawa bola api. Bola-bola api ini harus dimasukkan ke stupa-stupa agar menyala. Robot otomatis harus memasukkan bola ke 5 stupa utama, sedangkan robot manual akan memasukkan bola ke stupa di sekeliling candi.<br /><br />Untuk KRCI, aturannya berbeda dengan KRI. Di kategori robot beroda dan berkaki, robot harus berhasil mencari dan memadamkan api lilin yang diletakkan di salah satu sudut ruang berpetak. Sedangkan di kategori robot expert, robot harus menyelesaikan tiga hal. Yakni memadamkan dua lilin menyala, melintasi jalan menanjak, dan menyelamatkan bayi. Untuk menyelamatkan bayi, robot harus mencari boneka bayi. Setelah ditemukan, robot membuat tanda seperti sirine, asap, atau tanda lainnya.(tom) </span>Son Kuswadihttp://www.blogger.com/profile/09997385324601381360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-10867790.post-1115199538000934062005-05-04T18:20:00.000+09:002005-05-04T18:43:08.906+09:00Sebanyak 52 Tim Ikut Kontes Robot Indonesia 2005<img src="http://photos10.flickr.com/12294853_46964e3a9e_m.jpg"><br /><img src="http://photos10.flickr.com/12294851_097915ddc1_m.jpg"><br /><span style="font-style:italic;">Tim dan suporter Indonesia di Robocon Korea 2004 yang diwakili oleh PENS ITS</span><br /><br />Sumber: <a href="http://www.gatra.com/artikel.php?id=83820">Gatra Online</a><br /><br />Sebanyak 52 tim dari universitas negeri dan swasta di Indonesia akan mengikuti Kontes Robot Indonesia (KRI) dan Kontes Cerdas Robot Indonesia (KCRI) 2005 yang akan digelar pada 14-15 Mei 2005 di kampus UI Depok.<br /><br />"Ada kemungkinan peserta masih akan bertambah, karena ada sepuluh tim yang sudah dalam tahap konfirmasi, meski belum ada kepastian," kata Panitia Tim Sosialisasi dan Seleksi Kontes Robot Indonesia 2005 untuk Indonesia Timur, Ir Gigih Prabowo kepada Antara di Surabaya, Minggu.<br /><br /><span class="fullpost">Menurut Pembantu Direktur (PD) III PENS-ITS itu, ke-52 tim yang sudah memastikan diri akan ikut adalah 32 tim KRI dan 20 tim KRCI, sedangkan sepuluh tim yang masih tahap konfirmasi merupakan tim peserta KRCI.<br /><br />"Jadi, KRI akan diikuti 32 tim dan jumlah itu tak jauh berbeda dengan jumlah peserta KRI pada tahun lalu, namun KRCI justru akan peningkatan," katanya.<br /><br />Ia menjelaskan, ke-20 tim KRCI terdiri atas 12 tim KRCI senior beroda dan lima tim KRCI senior berkaki serta tim KRCI expert.<br /><br />"Sepuluh tim KRCI yang masih tahap konfirmasi adalah empat tim KRCI senior beroda, dua tim KRCI senior berkaki, dan empat tim KRCI expert," katanya.<br /><br />Yang menggembirakan, katanya, 50 persen dari peserta KRI dan KRCI berasal dari Jatim. "Peserta dari ITS ada lima tim, UWM Surabaya empat tim, Ubaya dua tim, STIKOM satu tim, dan UK Petra satu tim.<br /><br />Peserta dari Malang antara lain Unibraw Malang dua tim, Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Malang satu tim, dan Poltek Malang satu tim, sedangkan peserta dari Jember ada tiga tim dari Unmuh Jember.<br /><br />"Insya-Allah, tim dari ITS atau tim dari Surabaya akan dapat menguasai kontes, karena itu kami akan terus berlatih, termasuk latihan, Kamis (28/4) dan Sabtu (30/4) mendatang," katanya.<br /><br />Ia menambahkan, ITS sendiri mendapat tugas untuk menyosialisasikan kegiatan kontes robot 2005. Untuk juri dari UI, ITB, ITS, IPB, dan Politeknik ManufakturBandung.<br /><br />"Juara KRI 2005 akan diikutsertakan dalam Kontes Robot tingkat Dunia pada 27 Agustus di Beijing, RRC," katanya.<br /><br />Untuk pertama kalinya, KRI diadakan ITS bersama JICA (Japan International Cooperation Agency) pada 2001 yang pemenangnya saat itu mewakili Indonesia ke kontes robot tingkat internasional yang diselenggarakan oleh Asia Pacific Broadcasting (ABU) Robocon.<br /><br />ITS dengan Robot B-Cak-nya tahun 2001 pernah memenangkan juara pertama saat kontes itu digelar di Tokyo, Jepang. Kini KRI tingkat nasional itu diselenggarakan Dirjen Dikti dengan penyelenggara Fakultas Teknik Universitas Indonesia pada 2004 dan 2005.<br /><br />Di Indonesia, pelaksanaan sejak 2004 dibagi dalam dua kegiatan kontes yakni Kontes Robot Indonesia (KRI) dan Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI).<br /><br />KRI lebih bersifat game atau permainan yang aturannya mengadopsi dari Kontes Robot Internasional yang akan digelar di Beijing, sedang KRCI lebih menekankan pada tingkat kecerdasan robot yang diadopsi dari lomba robot di Amerika Serikat.<br /><br />KRI 2005 mengambil tema "Menggapai Puncak Borobudur, Nyalakan Api Perdamaian" yang diadopsi dari tema besar yang dipilih penyelenggara Robocon di Beijing yakni Climb on to the Great Wall. [TMA, Ant]</span>Son Kuswadihttp://www.blogger.com/profile/09997385324601381360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-10867790.post-1114805003625228652005-04-30T04:21:00.000+09:002005-04-30T05:05:33.486+09:00Robot Yang Dapat Berpikir Sendiri ?<img src="http://newsimg.bbc.co.uk/media/images/41091000/jpg/_41091701_robot.203.jpg" /><img src="http://newsimg.bbc.co.uk/media/images/41091000/jpg/_41091637_lee.203.jpg"><br /><span style="font-size:85%;"><span style="font-style: italic;">"Tidak akan seperti robot standar (mungkin maksudnya bukan humanoid robot, sonk), tetapi robot yang ditaruh di meja dengan dilengkapi kamera dan lengan robot", kata Prof. Lee (BBC News)</span></span><br /><br />Robot-robot yang sekarang ada, baik yang masih berada di tahap pengembangan di lab mau pun yang sudah ada di industri, hanya dapat melakukan tugas-tugas rutin, sulit beradaptasi terhadap perubahan lingkungan, dan tidak memiliki kemampuan belajar seperti halnya sistem biologi misalnya hewan dan manusia. Karena itu, maka kemudian timbullah ilmu yang kemudian dikenal sebagai "kecerdasan buatan" atau <span style="font-style: italic;">artificial intelligent</span> (AI). <br /><br />Nah, baru-baru ini Prof Mark Lee dari Universitas Aberystwyth (Inggris) bersama-sama 6 institusi lain mengumumkan bahwa mereka berambisi membuat robot yang bisa berpikir sendiri. Proyek ambisius dalam jangka 5 tahun ini akan menelan biaya hingga £1.9 juta yang akan dipikul bersama. <span class="fullpost"><br /><br />Impian Prof. Lee, bagaimana membuat tiruan otak biologis, sehingga robot bisa berpikir sendiri. "Manusia dan hewan dapat beradaptasi dengan lingkungannya, dapat melakukan banyak hal dalam waktu bersamaan dan dapat belajar dari kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat", jelas Prof Lee kepada <a href="http://news.bbc.co.uk/2/hi/uk_news/wales/mid_/4495257.stm">BBC News</a><br /> <br />"Melalui proyek ini, kita harap dapat memecahkan masalah multi-tasking ini dengan cara menirukan kerja otak manusia", jelas Prof. Lee. Robot itu juga dapat mendeteksi suatu benda, memilah-milah derajat kepentingan dan prioritasnya dengan memfokuskan yang paling penting.<br /><br />Robot itu tidak akan dalam bentuk yang standar, melainkan dalam bentuk statis di atas meja, dan dilengkapi dengan kamera dan lengan, ujar Prof. Lee. "Seluruh kemampuan itu akan dikoordinasikan dalam bentuk sistem kendali terpusat, seperti kita yakini juga terjadi pada otak kita", jelasnya lagi. "Pengertian mekanisme kerja otak ini merupakan landasan kerja berikutnya, untuk mengajarkan robot bagaimana bereaksi terhadap lingkungan sekitarnya", jelas Prof. Lee lagi.<br /><br />Memang, sepanjang (eh sependek --thinx--) pengetahuan penulis, kesulitan utama terletak pada belum adanya teori yang memadai bagaimana mekanisme kerja otak. Teori AI yang telah lama dikembangkan (sejak 1960-an dengan dana yang begitu besar) masih belum menghasilkan suatu penjelasan yang gamblang bagaimana kerja otak sistem biologi itu. Kemudian muncul "teori seksi" seperti "jaringan syaraf tiruan (artificial neural network)" yang menirukan sisi "perangkat keras" sistem jaringan otak dan disusul dengan teori logika "fuzzy" Prof. Lotfi Zadeh; semuanya masih pada tarap "primitif" kalau kita bandingkan dengan masalah yang ada di otak kecoak sekali pun.<br /><br />So, bersyukurlah kita diberi karunia Allah SWT berupa otak, yang mekanisme kerjanya luar biasa, dengan kemampuan kerja yang sukar ditiru oleh superkomputer yang paling canggih sekali pun... Caranya? Ya.. terus belajar dan belajar...</span>Son Kuswadihttp://www.blogger.com/profile/09997385324601381360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-10867790.post-1114313641871813192005-04-24T12:29:00.000+09:002005-04-27T23:45:41.823+09:00Letters from our friend Andre of SMA 2 Yogyakarta...Dear Andre... and everybody,<br />Thank you for your interesting questions..... I try my best to answer<br />it one by one... and I am sorry for my poor English....<br /><br />On Apr 5, 2005 5:14 PM, cothax2003 <cothax2003@yahoo.com> wrote:<br /><br />> I think ur an old man with white lab suit, wearing geek round<br />> glasses n white hair. Sorry but thats what I thought if I wondered a<br />> robot developer! But after I saw ur pic, I think ur rather looks<br />> like Robert Kiyosaki than Albert Einstein!<br /><br />oops... I am just ordinary people like you..... I am just a humble<br />man..trying to play around by making and developing robot...<br /><span class="fullpost"><br /><br />> Btw sir Im interestin 2 ur blog! Robotic stuff ha? it sounds like a<br />> rare topics in my hood. How far is ur robot development sir? R u<br />> gonna send them here? R u working a useful thing sir? I mean is,<br />> sometimes an indonesian who develope a robot is just proud that he<br />> can make a robot. But they dont think 2 make it more useful. am I<br />> right?<br /><br />To work toward my PhD degree, I have to develop something new in<br />robotics.. So I have developed "one-legged hopping robot", that was<br />very very difficult to control... I use more than 6 computers to<br />compute the appropriate controller parameters.. and it took more than<br />one week for computer to complete it.... You can imagine... if we use<br />manual calculator....may be need a year or more.....<br /><br />But that robot has no practical meaning..., because hopping robot is<br />still far away to be completed.. many very difficult thing remain to<br />be solve......<br /><br />But after I got my PhD.. I am working on something practical,<br />developing ultrasonic motor .... motor that very special.... because<br />it can be controlled very precisely.... It can be used for controlling<br />even missile ......<br /><br />> Actually Im lot more curious about Japanese culture sir. U know Im a<br />> social people, so if ur talkin bout robotic things, maybe I'll just<br />> shut n nod my head. coz I dont know what ur talking about. So how<br />> good is it compare 2 indonesia?<br /><br />Technologically... Japanese robot is very advanced... but actually in<br />terms of human capability... Indonesia is not too bad.... As you might<br />know..., 3 years ago.. our team win the international robot competion<br />defeating Japan, US, France and China... So.. it is a matter of how<br />strong our spirit to develop our country.....<br /><br />>U've stayed there for 5 years<br />> right? So u must be learn a lot! So can u tell what'r they used 2<br />> do, which is polite, n which one is not, how they interact each<br />> others n stuff, esp d teenagers. Coz my bro here is crazy about Japs<br />> thing. Well... mostly the comics, but I think it's good 2 right?<br /><br />We can interact easily with Japanese.. because we sharing similar<br />value... as Asian people..., they are very polite, especially to us as<br />foreigner... So many interesting things here in Japan.. so I suggest<br />all of you to come and see directly....<br /><br />Or..., you can visit the following interesting site..:<br />http://www.japaneselifestyle.com.au/culture/culture.html<br /><br /><br />> Maybe thats all for d first time sir, I hope that I could know u<br />> better. Its nice 2 know u... One more thing, Welcome 2 dis social<br />> class sir!<br /><br />OK... thanks again for accepting me as your group member...<br />Have a nice day....</span>Son Kuswadihttp://www.blogger.com/profile/09997385324601381360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-10867790.post-1113951049406266842005-04-20T07:41:00.000+09:002005-04-20T07:55:20.790+09:00Robot Yg Benar2 Mirip Manusia Berjalan<img src="http://www.physorg.com/newman/gfx/news/Rabbit_tapis_sm.jpg"><br /><br />Rekayasawan dari Universitas Michigan, seperti ditulis "Neutron" 19 April lalu, mengungkapkan telah membuat robot mirip manusia (humanoid robot) yang benar-benar dapat berjalan mirip manusia, dalam hal berjalan dan menjaga keseimbangan presis manusia.<br /><br /><span class="fullpost">Lo, kan Jepang, dalam hal ini HONDA dengan Asimo-nya (Advanced Step in Innovative Mobility) sudah sejak 5 tahun lalu meluncurkannya? Memang sih, bedanya dengan robot baru yang disebut "Rabbit" ini, kakinya tidak memiliki tapak kaki. Padahal, Asimo itu dapat berjalan dengan seimbang lebih banyak mengandalkan pada telapak kaki yang lumayan lebar, sehingga kendali keseimbangannya tidak perlu terlalu harus bekerja keras menyeimbangkan dirinya.<br /><br />Lain dg "Rabbit". Coba lihat gambar di atas... kan tidak ada telapak kakinya.., tetapi tetap bisa berjalan dengan baik. Wah, teknik kendali yang harus dipakai harus canggih nih, kalau tidak ingin sempoyongan lalu roboh.....</span>Son Kuswadihttp://www.blogger.com/profile/09997385324601381360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-10867790.post-1113650539458589812005-04-16T20:07:00.000+09:002005-04-16T20:30:29.060+09:00Humanoid Robot Segera Dijual: Untuk Sekuriti dan Hiburan<img src="http://nuvo.jp/concept/img/photo_concept.jpg" /><br />Humanoid robot mini akan segera memasuki pasaran Jepang, seharga 588.000 yen (sekitar 45 juta rupiah). Robot "nuvo" buatan ZMP.Inc dengan tinggi 39 cm dan berat 2.5 kg ini memiliki kemampuan untuk berjalan, bangun dan mengikuti perintah suara.<br /><br />Robot ini juga dilengkapi dengan kamera digital di kepalanya, sehingga dimungkinkan pemiliknya untuk melihat situasi rumahnya, dengan mengendalikannya melalui telpon selulernya.<br /><br /><span class="fullpost">Robot ini selain bisa dikendalikan secara jarak jauh, juga dapat melakukan tarian-tarian, juga dapat melantunkan suara musik. Baterenya memiliki kekuatan 1.5 jam, bila di-charge 2 jam, menurut juru bicara perusahaan tersebut, seperti dilansir "Japan Times".<br /><br />ZMP Inc., perusahaan ventura yang berbasis di Tokyo ini berharap dapat menjual 2300 robot. Penjualannya dilakukan baik melalui Internet, mau pun langsung di showroom mereka di kawasan Minato-ku Tokyo. Peminat luar Jepang, nampaknya harus menahan diri, karena perusahaan itu tidak bermaksud menjualnya ke luar Jepang. Apalagi, buat kebanyakan bangsa kita... kecuali -mungkin- peminat robotika sekali gus koruptor... Adakah...?</span>Son Kuswadihttp://www.blogger.com/profile/09997385324601381360noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-10867790.post-1113173416039081832005-04-11T07:22:00.000+09:002005-04-11T08:39:12.223+09:00Dijual: Sensor Setan!SolidAlliance Corp., Jumat (8/4) kemarin meluncurkan sensor setan (sungguh...sensor setan...) portabel yang diberi nama "GhostRadar" itu, untuk konsumen Jepang. Perusahaan yang biasa memproduksi penyimpan data dengan bentuk unik seperti bebek atau "sushi" (makanan ikan mentah khas Jepang) itu akan meluncurkan produk serupa di Amerika Serikat tidak lama lagi, kata Yoichiro Saito, presiden perusahaan tersebut.<br /><br />Ghostradar tersebut akan berbunyi dan menyalakan lampu merahnya bila ada gelombang elektromagnetik yang tidak biasa. Alat tersebut juga bereaksi terhadap panas tubuh dan keringat bila pemakai menempelkan jarinya pada alat tersebut.<br /><br /><span class="fullpost">GhostRadar tersebut dapat bekerja dengan antarmuka(interface) USB, persis sama dengan penyimpan memori populer akhir-akhir ini. Memori sensor tersebut berkisar antara 128-512 megabyte. <br /><br />Sensor tersebut dianjurkan untuk pemakai yang sendirian di larut malam (ada sensornya kan tambah ngeri..he...he...), dan untuk pemakai yang penasaran bila ada "tamu" supernaturalnya, ujar Saito.<br /><br />Alat tersebut akan berbunyi sebanyak sekali dalam satu jam di tempat yang dideteksi ada gelombang elektromagnetik yang tidak biasa, dan -tentu saja- tidak akan bereaksi bila berada di tempat lain. Saito menolak memberikan lebih rinci bagaimana sensor tersebut bekerja. "Alat ini bukan game, alat ini adalah alat pengukur", kata dia berdiplomasi.<br /><br />Kita tunggu saja, kapan alat yang berharga 19.800 yen (sekitar 1.6 juta rupiah) ini akan masuk ke Indonesia. Wah..., makin banyak nanti yang bisa jadi dukun...</span>Son Kuswadihttp://www.blogger.com/profile/09997385324601381360noreply@blogger.com1