Friday, March 04, 2005

Tokoh Robot Indonesiana - 1

Siapakah yang pantas kita sebut sebagai tokoh robot Indonesia ? Tulisan sederhana berikut ini akan memaparkannya. Tentu saja, tulisan ini sangat bersifat personal-subjektif dan -mungkin- tidak terlalu ilmiah, tetapi saya yakin cukup berharga untuk kita pelajari, baik sebagai hobiis, peneliti pemula, mau pun peneliti kawakan.

Tulisan ini -sebagai salah satu rangkaian tulisan tokoh robot kita yang insya Allah akan saya susulkan - sebagai salah satu bahan kita untuk belajar dari para tokoh, bagaimana mereka memulai langkah penelitian di bidang ini, terutama kegigihan, keuletan, kecerdasan dan keistiqomahan mereka dalam menggeluti dunia robotika. Jauh dari maksud untuk mengkultus-individukan mereka, tulisan ini juga menjadi semacam penghargaan kepada mereka, yang jauh dari publikasi tetapi terus tekun menggeluti dunia robotika dan membimbing mahasiswa2-nya menjadi rekayasawan handal, yang banyak diminati dunia industri.

Di tulisan perdana ini, saya menampilkan Endra Pitowarno, dosen Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (PENS-ITS). Mengapa saya memilihnya sebagai tokoh pertama yang pantas saya tampilkan? Epit, begitu biasa Endra dipanggil, pantas saya ajukan karena dialah pionir Robocon di tanah air hingga bisa "mewabah" seperti sekarang. Dia yang secara gigih membimbing mahasiswa PENS ketika 1991 ditantang sama NHK (TV dan Radio Nasional Jepang) untuk tampil melawan raksasa-raksasa robotika politeknik (kousen bahasa Jepangnya) yang sudah sangat berpengalaman. Gaya dia membimbing bukanlah dengan gaya "tradisionil" dosen kita yang sekedar "pethitha pethithi" memerintah mahasiswa, tetapi terjun langsung bersama-sama mereka mengerjakan baik aspek mekanis, sistem elektronika dan sensor, termasuk sistem mikroprosesornya. "La kan mahasiswa yang saya bimbing itu kebanyakan masih duduk di semester 3 atau 4, yang masih belum mendapatkan kuliah yang memadai tentang robotika, jadi saya harus membimbing mereka langsung dengan contoh-contoh nyata", kata Endra ketika ditanya tentang kiat membimbing mahasiswa.

Hebatnya lagi, tim robotika pertama Indonesia itu langsung menyabet piala penghargaan tim dengan ide terbaik dalam pertandingan Robocon NHK 1991 yang bertajuk "Hot Tower" itu. Sempat mengalahkan tim Kyoto, tapi kandas di babak kedua, merupakan prestasi yang mengejutkan karena tim kita dengan robot BIMA X-1 itu semula hanya diundang sebagai tim eksebisi saja. Hal itu tidak lepas dari peran dan tangan dingin Endra membimbing Arif Avianto, Sudibyo dan Praz Sattia Iznamu, anggota tim tersebut.

Di 1992, kembali menghebohkan dunia robotika Jepang, dengan berhasilnya robot Caraka Xh menjadi semi-finalis Robocon yang bertajuk "Mistery Circle" itu, mengalahkan tim-tim tangguh Jepang! Tim yang beranggotakan Joti Slepri, Agung Cahyono dan Iton Adi itu mencengangkan penonton fanatik Jepang dengan teknik mekanika yang cukup unik dan kemudian banyak ditiru tim-tim Jepang di pertandingan Robocon di tahun-tahun berikutnya. Tentu saja, Endra Pitowarno-lah yang melatih tim ini.

Kemenangan tersebut rupanya membuat "keder" juga para profesor-profesor Jepang. Bagaimana seandainya tim Indonesia menjuarai Robotika Jepang (seperti kemudian menjadi kenyataan, 2001 Indonesia melalui tim PENS ITS akhirnya menjadi juara pertama, tingkat universitas seluruh dunia lagi!), akan menjatuhkan citra pendidikan rekayasa Jepang. Karena itu tidak heran, di 1993 NHK tidak mengundang lagi tim Indonesia untuk berlaga. Takut kalah? Entahlah.. Yang jelas, ketika itu penulis ikut berkali-kali menghubungi NHK baik lewat telpon mau pun fax, menanyakan pelaksanaan ROBOCON tahun itu. Ketika datang jawaban dari NHK bahwa ada kendala keuangan untuk mengundang tim PENS ITS (karena memang di tahun sebelumnya seluruh biaya ditanggung NHK), PENS menjawab bahwa tim kita siap berangkat dengan biaya sendiri. Tidak ada jawaban dari NHK setelah itu....

PENS ITS kemudian menyelenggarakan Robocon tersendiri, "Indonesian Robot Contest" (IRC) di 1993, dengan peserta 7 tim dari 4 institusi. Seperti diduga, tim PENS menyabet semua gelar, kecuali 1 gelar sebagai performance terbaik yang berhasil diraih tim Politeknik Negeri Bandung (POLBAN). Meski diikuti sedikit tim, tetapi hal itu berhasil menarik banyak media massa termasuk TV untuk meliput kegiatan tersebut.

Kita tahu, bahwa kegiatan ROBOCON di tanah air telah menjadi ajang bergengsi baik untuk universitas mau pun politeknik. Bahkan, seperti penulis sebut di atas, sempat menjuarai Robocon Internasional di Jepang, mengalahkan tim-tim tangguh Jepang, Perancis, Amerika Serikat, dan Cina. Kalau ada universitas atau politeknik lain yang tangguh di bidang robotika, patut dicurigai adanya mantan mahasiswa PENS yang kemudian menjadi dosen pembimbing...

Nah, masih adakah yang meragukan ketokohan Endra Pitowarno yang sekarang sedang belajar di Universiti Teknologi Malaysia di tingkat doktoral itu?

Bagi yang penasaran dengan prestasi dan kiprah Endra, silakan lihat di situs pribadinya http://lecturer.eepis-its.edu/~epit.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home