Tuesday, February 22, 2005

Robot Berjalan Mirip Manusia

Sumber: Kompas


Catatan:
Meski bukan berita baru, tetapi berita robot berjalan mirip manusia ini memang selalu menarik. "Passive walking", merupakan bahasan yang cukup lama diteliti para peneliti robotika sedunia. Salah satunya, adalah Prof. Yamakita dari Tokyo Institute of Technology, yang lab-nya bersebelahan dengan lab saya dulu. Saat itu (2003) beliau mengembangkan teknologi "passive walking" untuk robot berjalan dua dimensi. Prof. Yamakita pernah membimbing saya, ketika Prof. Sampei melakukan studi di Michigan University selama 9 bulan. Secara keseluruhan, Jepang sebenarnya memimpin dalam penelitian robot berjalan, cuma memang selalu "kalah" sama peneliti-peneliti Amerika, dalam mempublikasikannya (son kuswadi)

Para peneliti telah mengembangkan robot-robot yang makin menyerupai gerakan manusia. Mereka bisa berjalan seperti kita karena menggunakan sistem bergerak yang jauh lebih efisien dibanding robot berjalan sebelumnya. Energi yang digunakan pun hanya sebesar yang diperlukan seseorang untuk berjalan-jalan.




Perlu diketahui, robot-robot terdahulu seperti Asimo dari Honda menggunakan sekitar sepuluh kali tenaga yang dipakai manusia untuk berjalan, karena semua gerakan di sambungan-sambungan kaki ditenagai motor. Sedangkan robot-robot baru yang dikembangkan ini, memanfaatkan sebuah sistem gerakan yang disebut pasif dinamik, yang memungkinkan kaki-kaki bagian bawah robot mengayun balik menggunakan tenaga gravitasi tiap kali melangkah.

"Robot-robot ini adalah yang pertama kali menggunakan pasif dinamik," kata Steven Collins, insinyur mesin dari Universitas Michigan, Ann Arbor, yang menuliskan riset tentang ketiga robot itu di majalah Science. Mesin-mesin berjalan itu juga pernah diperlihatkan pada pertemuan tahunan American Association for the Advancement of Science di Washington, tanggal 17 Februari lalu.

Dibuat untuk berjalan

Adapun ketiga robot masing-masing dibuat oleh tim dari Universitas Cornell di Ithaca, New York, Institut Teknologi Massachusetts di Cambridge, dan Universitas Teknologi Delft di Belanda.

Sedikitnya gerakan yang ditenagai motor menjadi kunci efisiensi tenaga robot-robot ini, kata Andy Ruina, seorang insinyur mesin di Cornell. "Karena bila tidak dirancang dengan baik, motor akan banyak menyerap energi," lanjutnya. "Untuk mengurangi energi yang diserap, Anda harus mengurangi kerja motor."

Pada titik ini, Ruina dan rekan-rekannya mengadopsi karya Tad McGeer, seorang insinyur penerbangan yang mengembangkan pesawat-pesawat robot mini. Idenya diilhami oleh Wright bersaudara, yang meciptakan pesawat dengan mempelajari glider dan menambahkan motor padanya. Artinya, pencipta yang ingin menciptakan gerakan pada karyanya cukup memanfaatkan perilaku alami gerakan tersebut dan menambahkan motor.

Contoh untuk masa depan

Robot dari Cornell memiliki berat sekitar 13 kilogram dengan kaki-kaki sepanjang hampir satu meter. Sementara mesin milik MIT yang disebut Toddler beratnya hanya 2,74 kilogram dan tingginya 43 cm. Robot dari Delft berada di antara keduanya, dengan berat 8 kilogram dan tinggi 1,5 meter.

Robot MIT adalah mesin berjalan pertama yang dilengkapi program untuk memungkinkan robot beradaptasi dengan perubahan permukaan jalan. "Dalam beberapa waktu ke depan, kami akan menguji robot ini di permukaan yang belum pernah dilalui sebelumnya," kata Russ Tedrake, perancang Toddler.

Kestabilan dan gerakan seperti manusia yang dimiliki mesin pejalan ini menunjukkan bahwa efek pasif dinamik adalah sesuatu yang penting dalam mekanika alami gerakan berjalan. Ruina yakin robot-robot ini bakal mengantarkan pada pengembangan robot lain dengan gerakan hewan, keseimbangan, dan penempatan kaki-kaki biomekanik secara tepat. Kelak, mesin-mesin ini jugabakal makin maju dan bisa melakukan gerakan sempurna dengan usaha yang sedikit saja.

Namun sejauh ini robot-robot Cornell dan Delft hanya bisa berjalan maju, sehingga ini barulah langkah awal dalam pengembangan mesin berjalan. "Kami masih harus menempuh perjalanan yang jauh untuk bisa menciptakan robot yang benar-benar bisa berjalan," jelas Ruina. (newscientist.com/bbc.co.uk/wsn)


0 Comments:

Post a Comment

<< Home