Robot Yang Dapat Berpikir Sendiri ?


"Tidak akan seperti robot standar (mungkin maksudnya bukan humanoid robot, sonk), tetapi robot yang ditaruh di meja dengan dilengkapi kamera dan lengan robot", kata Prof. Lee (BBC News)
Robot-robot yang sekarang ada, baik yang masih berada di tahap pengembangan di lab mau pun yang sudah ada di industri, hanya dapat melakukan tugas-tugas rutin, sulit beradaptasi terhadap perubahan lingkungan, dan tidak memiliki kemampuan belajar seperti halnya sistem biologi misalnya hewan dan manusia. Karena itu, maka kemudian timbullah ilmu yang kemudian dikenal sebagai "kecerdasan buatan" atau artificial intelligent (AI).
Nah, baru-baru ini Prof Mark Lee dari Universitas Aberystwyth (Inggris) bersama-sama 6 institusi lain mengumumkan bahwa mereka berambisi membuat robot yang bisa berpikir sendiri. Proyek ambisius dalam jangka 5 tahun ini akan menelan biaya hingga £1.9 juta yang akan dipikul bersama.
Impian Prof. Lee, bagaimana membuat tiruan otak biologis, sehingga robot bisa berpikir sendiri. "Manusia dan hewan dapat beradaptasi dengan lingkungannya, dapat melakukan banyak hal dalam waktu bersamaan dan dapat belajar dari kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat", jelas Prof Lee kepada BBC News
"Melalui proyek ini, kita harap dapat memecahkan masalah multi-tasking ini dengan cara menirukan kerja otak manusia", jelas Prof. Lee. Robot itu juga dapat mendeteksi suatu benda, memilah-milah derajat kepentingan dan prioritasnya dengan memfokuskan yang paling penting.
Robot itu tidak akan dalam bentuk yang standar, melainkan dalam bentuk statis di atas meja, dan dilengkapi dengan kamera dan lengan, ujar Prof. Lee. "Seluruh kemampuan itu akan dikoordinasikan dalam bentuk sistem kendali terpusat, seperti kita yakini juga terjadi pada otak kita", jelasnya lagi. "Pengertian mekanisme kerja otak ini merupakan landasan kerja berikutnya, untuk mengajarkan robot bagaimana bereaksi terhadap lingkungan sekitarnya", jelas Prof. Lee lagi.
Memang, sepanjang (eh sependek --thinx--) pengetahuan penulis, kesulitan utama terletak pada belum adanya teori yang memadai bagaimana mekanisme kerja otak. Teori AI yang telah lama dikembangkan (sejak 1960-an dengan dana yang begitu besar) masih belum menghasilkan suatu penjelasan yang gamblang bagaimana kerja otak sistem biologi itu. Kemudian muncul "teori seksi" seperti "jaringan syaraf tiruan (artificial neural network)" yang menirukan sisi "perangkat keras" sistem jaringan otak dan disusul dengan teori logika "fuzzy" Prof. Lotfi Zadeh; semuanya masih pada tarap "primitif" kalau kita bandingkan dengan masalah yang ada di otak kecoak sekali pun.
So, bersyukurlah kita diberi karunia Allah SWT berupa otak, yang mekanisme kerjanya luar biasa, dengan kemampuan kerja yang sukar ditiru oleh superkomputer yang paling canggih sekali pun... Caranya? Ya.. terus belajar dan belajar...
Baca lebih lanjut...!