Thursday, August 16, 2007

Lebih Sigap, G-Rush Siap Ke Vietnam

Source : Jawapos, Edisi Minggu 24 Juni 2007



EEPIS-Online, SURABAYA - G-Rush, robot pemenang Kontes Robot Indonesia (KRI) 2007, siap berlaga pada ajang Asia Pacific Broadcasting Union (ABU) Robocon di Hanoi, Vietnam, Agustus mendatang. Robot karya mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya-Institut Teknologi Sepuluh Nopember (PENS-ITS) tersebut kemarin diuji coba kembali di lapangan PENS.
Uji coba G-Rush kemarin terasa istimewa karena disaksikan langsung oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Mohammad Nuh yang didampingi Direktur PENS-ITS Titon Dutono.
Robot karya Pramudya Airlangga, Marsudi Handoyo, Firdaus Nurdian Syah, Andik Hermawanto, dan Ali Murtadlo tersebut telah diperbaiki beberapa komponennya. G-Rush pun siap bertanding dengan berbagai strategi. "Bukan perubahan total, kami memperbaiki hardware dan software-nya," tutur Angga, sapaan akrab Pramudya Airlangga.
G-Rush diharapkan tampil lebih garang dibanding penampilannya pada final KRI 2007 di Graha ITS awal Juni lalu. Mereka telah memperbaiki beberapa sensor, terutama yang mampu menantang cahaya.
Diungkapkan Angga, G-Rush sempat mengalami masalah pada final KRI lantaran sinar yang begitu terang di panggung. Karena itu, saat latihan kemarin, tim telah menyiapkan dua lampu 500 watt untuk menyorot robot. G-Rush akan tetap tampil dengan tiga robot otomatis dan satu manual yang dikendalikan oleh seorang driver atau pengemudi.
"Kecepatan sudah kami perbaiki. Terutama untuk lintasan lurus, akan kami tambah kecepatannya," ujar mahasiswa Diploma-III Teknik Elektronika semester enam itu.
Aksi G-Rush kemarin tampak lebih sigap. Robot tersebut mampu melakukan konfigurasi victory dalam waktu satu hingga dua menit. Padahal waktu maksimalnya tiga menit. Hanya, G-Rush masih bermain sendiri tanpa musuh. Meski begitu, Angga mengaku sudah menyiapkan beberapa strategi baru bila nanti G-Rush berhadapan dengan lawan.
G-Rush harus sudah sampai di Hanoi pada 10 Juli. Lebih dari satu bulan sebelum pelaksanaan final pada 26 Agustus. "Satu bulan sebelum pelaksanaan robot harus sudah sampai. Maka sekarang kami ngebut," kata Angga.
Gigih Prabowo, juri KRI dan salah satu advisor mereka, mengatakan bahwa saingan terberat tetap Jepang, Korea, dan Tiongkok. Tahun ini Gigih yakin Indonesia dapat memberikan perlawanan. Maklum, tahun lalu saat final ajang serupa di Malaysia, robot Indonesia kelimpungan lantaran salah menafsirkan peraturan. Kini peraturan telah dipastikan dan tak mungkin ada multitafsir.
Sementara itu, Nuh berharap G-Rush dapat menuai hasil maksimal. Mantan rektor ITS itu berharap G-Rush dapat mengulang kesuksesan B-CAK yang menjadi jawara pada pentas ABU Robocon di Jepang pada 2001 lalu. "Dukungan moral dan finansial diperlukan. Mereka harus menggaet banyak sponsor," kata Nuh.
Diungkapkan Nuh, Depkominfo akan membantu finalis Indonesia untuk menggaet sponsor. Nuh juga berjanji akan melaporkan hasil yang diraih wakil Indonesia itu kepada presiden. (ara)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home