Thursday, August 30, 2007

Selamat datang para pahlawan: Tim G-RUSH



Selamat datang pahlawanku: Tim G-RUSH, di bawah bimbingan Ali Husein, ST., M.Eng. dan Fernando Ardilla, SST diterima Direktur PENS ITS, Dr.Ir. Titon Dutono, M.Eng.

PENS (Politeknik Elektronika Negeri Surabaya) ITS menyambut Tim ITS yang sukses juara II Asia Pasific Broadcast Robot Contest di Hanoi Vietnam dengan 3 becak hias, Kamis (30/08).

Tim juara yakni PRAMUDYA AIRLANGGA (ANGGA), FIRDAUS NURDIANSYAH, ALI MURTADLO, ANDIK HERMAWANTO dan MARSUDI HANDOYO (KOMENG), merasa surprise dengan sambutan itu.

Pada suarasurabaya.net, ANGGA menjelaskan proses pembuatan robotnya. Butuh waktu 7 bulan, Desember 2006-Juli 2007. Robot G-RUSH ini bisa mengambil obyek dan meletakkan pada scoring point untuk bisa membedakan warna, menghalangi jalannya robot lawan, dan mengecoh lawan.

Dalam pembuatan G-RUSH ini, ANGGA mengaku tidak ada kendala. Mahasiswa asal Jombang ini merupakan Tim Leader Robot G-RUSH. Setelah berjuang selama 1 minggu, akhirnya tim dari Indonesia ini bisa menjadi juara II dari 19 tim yang bertanding.



Terkait dengan suka duka tim selama seminggu di Hanoi, TRI BUDI Pembantu Direktur III Bidang Kemahasiswaan PENS ITS mengatakan ada kendala bahasa. Mayoritas panitia dan wasit tidak bisa berbahasa Inggris. Jadi membutuhkan tour guide.

Kendala bahasa ini semakin rumit, ketika Tim Indonesia ingin mengganti baterai, tapi tidak diperbolehkan panitia. Tapi, keberuntungan berada di pihak Indonesia, dan Tim PENS ITS menjadi Juara II Asia Pasific Broadcast Robot Contest (Robocon).

"G-RUSH sebagai robot tercepat dan akurasinya tinggi. Tim Indonesia juga menjadi favorit bersama Tim Vietnam," jelasnya.



Sementara tentang pemberian beasiswa, pihak ITS masih akan melihat kondisi keuangan terlebih dulu. Pemberian beasiswa dan SPP selama 1 tahun gratis, akan diupayakan bagi mahasiswa yang berprestasi ini, untuk memberikan motivasi pada adik-adik kelas.

Indonesia dalam kontes Robocon berada pada klasemen A bersama Bangladesh. Dari 18 negara yang ikut, tim Vietnam sebagai tuan rumah berhak menampilkan 2 regu. (tys/tin)

Baca lebih lanjut...!

Monday, August 27, 2007

Puaskah G-RUSH di posisi Runner Up ?

Berikut ini catatan lanjutan dari Dr. Endra Pitowarno, langsung dari Hanoi:

Kalah di final memang menyakitkan. Apalagi ketika merasa mampu akan dapat meredam China yang memang kokoh sejak awal namun ada celah yang sudah dapat dibaca oleh Indonesia untuk diruntuhkan keperkasaannya. Robot manual Indonesia yang lebih unggul juga menjadi andalan tim jika pencapaian menang Victory tak memungkinkan. Robot manual Indonesia jelas lebih unggul dalam kecepatan, ketangkasan manuver dan kemampuan membalik tumpukan dengan gerakan yang memukau. Terbukti, meski kalah victory namun pada kedudukan terakhir robot manual Indonesia ini telah mampu meletakkan 3 pearl di posisi luar sementara manual China baru meletakkan satu.

Robot otomatis Indonesia juga terbukti lebih gesit, yang terbukti dalam 10 detik pertama sudah mampu menempatkan masing-masing 2 pearl di dua island untuk siap-siap membentuk victory, sementara China baru akan menguasai satu island saja.

Namun, ketika robot otomatis ketiga siap-siap mengambil 2 pearl di tumpukan terjauh, sebuah robot otomatis China dikorbankan untuk menubruk dengan cepat ke arah robot kita itu. Maka terjadilah tabrakan. Dalam hitungan 2-3 detik setelah tabrakan tim Indonesia meminta untuk retry. Namun kenapa wasit tidak memerbolehkan? Paniklah tim Indonesia, padahal dua posisi island victory sudah dikuasai menunggu satu island lagi untuk dilengkapi, sementara tim China perlahan tapi pasti mulai menempatkan pearl pada posisi victory. SATU ISLAND BERBAHAYA ! Teriak lagi minta retry... teriak lagi (bendera kuning sudah dikibarkan berkali-kali oleh Komeng (Marsudi), aaah... baru setelah 6-7 detik kemudian wasit memerbolehkan retry untuk robot yang dihalangi otomatis China itu. Indonesia bermaksud retry dengan mengarahkan robot ini ke island victory lawan yang sesuai program akan mampu mencapai island itu dalam waktu kurang dari 5 detik tanpa membawa pearl untuk menghalagi lawan menempatkan pearl. Berikutnya G-RUSH berencana menguasai penuh posisi jangkauan robot manual sembari melakukan penyisiran islands melalui robot otomatis yang berdiri bebas. Mekanisme rotasi di robot manual menjadi andalan sebab China tidak punya.

Terlambat!
Kerugian waktu lebih dari 7 detik itu cukup membuat China mampu menyelesaikan bentuk victory sementara dua robot otomatis Indonesia lainnya masih berdiri kokoh mengangkangi dan menjaga island victory yang dikuasainya sebelum membuat keputusan menyisir islands yang lain.

Dalam final ini ambisi juara Tim Indonesia dikandaskan bukan semata-mata kekuatan China, namun wasit yang memimpin juga ikut andil atas terjadinya hasil ini.

Yaah, bagaimanapun, sebagai bangsa yang besar, Indonesia juga harus berjiwa besar. Pertandingan ini bukanlah pertandingan hidup-mati. Ini adalah ajang pembelajaran teknologi bagi generasi muda. Selebihnya, unsur-unsur unfairplay, baik oleh tim yang bertanding maupun oleh panitia dan wasit tuan rumah sebagai penyelenggara semestinya bukan pada tempatnya ditunjukkan oleh pihak tuan rumah. Perlu diketahui: 2 tim Vietnam yg telah dipersiapkan dengan sangat matang telah dikandaskan oleh lawan-lawannya pada babak-babak awal hingga perempat final. Ini nampak telah membuat sangat kecewa rakyat Vietnam yang dampaknya panitia mulai sewot ketika babak semifinal akan mulai.

Sebagai bangsa yang besar, anggota tim yang semula terpana tidak percaya kenapa bisa kalah, akhirnya bisa bercanda kembali dan mensyukuri hasil yang bagaimanapun memang telah digariskan oleh Yang Maha Kuasa sesuai dengan usaha yang telah dilakukan. Jiwa besar telah ditunjukkan oleh mereka. Firdaus, Angga, Komeng, Ali, Andik, kalian telah mengharumkan nama bangsa. Nando, Anda adalah pakar robot masa depan. Pak Ali Husein, terima kasih atas bimbingan Anda sehingga mereka mampu membuat rangkaian dengan sangat handal.

Puaskah G-RUSH sebagai Juara II ABU Robocon 2007 ?
Alhamdulillaah....

Terima kasih para pahlawan.


Hanoi, 26 Agustus 2007
(mantan) Ketua Dewan Juri KRI 2007
Endra Pitowarno

Baca lebih lanjut...!

Tim Robot G-Rush dari Indonesia Juara II Dunia

Surabaya (ANTARA News) - Tim robot G-Rush dari Indonesia akhirnya menjadi juara II dalam Robot Contest (Robocon) 2007 atau Kontes Robot Dunia 2007 di Hanoi, Vietnam, Minggu waktu setempat.

Informasi yang diperoleh ANTARA menyebutkan tim robot dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) ITS Surabaya itu menjadi juara II tingkat dunia setelah dikalahkan tim robot dari China dalam babak final.

Namun, prestasi itu melampau target, karena ITS Surabaya hanya mematok target untuk lolos ke semifinal Robocon 2007, sebab tim yang diduga menjadi lawan tangguh G-Rush berasal dari Jepang, Korea Selatan, China dan Vietnam sendiri.

Apalagi, katanya, penampilan robot ITS di final tidak kalah dari juara pertama dari China, bahkan tim ITS justru dihambat wasit dari Vietnam untuk meminta waktu mengulang (retry) akibat adanya masalah pada salah satu robot otomatis.

"Tetapi, permintaan itu tidak segera diizinkan oleh juri yang berasal dari Vietnam, sehingga tim dari China yang akhirnya menyelesaikan pertandingan dan keluar sebagai juara pertama," katanya.

Selain itu, katanya, perjalanan tim robot G-Rush ke babak final juga tidak mudah. Di perempat final, robot G-Rush berhasil mengalahkan tim dari Thailand yang pernah mengalahkan tim ITS saat perempat final di Kualalumpur pada 2006.

"Pertandingan di perempat final itu ibarat partai balas dendam setahun lalu, sehingga arek-arek ITS punya semangat yang luar biasa dan berhasil membuktikan bahwa mereka bisa membalas dendam kekalahan pada tahun lalu," katanya.

Saat di semifinal, robot G-Rush juga kembali mengukir sukses dengan mengalahkan robot dari Malaysia yang juga terlihat cukup tangguh itu.

"Apa pun hasilnya, saya bangga, karena itu kami akan menyiapkan penyambutan dengan arak-arakan sesampainya mereka di Surabaya. Mudah-mudahan prestasi itu akan terus memacu prestasi di masa mendatang," katanya.

Secara terpisah, ketua tim G-Rush, Pramudya Airlangga, mengatakan dirinya sedikit kecewa karena keberpihakan wasit yang tidak segera mengabulkan permintaan tim untuk `retry`, namun hasil posisi kedua sudah cukup memuaskan.

"Paling tidak, hasil tahun ini mampu memperbaiki prestasi tim robot ITS tahun lalu di Malaysia, sebab tahun lalu hanya mampu bertahan di delapan besar dan dikalahkan tim Thailand," katanya.

Oleh karena itu, katanya, dirinya bersyukur bisa mengalahkan tim Thailand yang menghentikan langkah ITS di delapan besar pada tahun 2006.

Kontes Robot Internasional 2007 diikuti 19 tim dari 18 negara, seperti Vietnam (dua tim), Indonesia, China, Bangladesh, Brunei Darussalam, Mesir, Fiji, Hongkong, India, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Macau, Malaysia, Mongolia, Nepal, Arab Saudi, Sri Lanka, dan Thailand. (*)

Copyright © 2007 ANTARA

Baca lebih lanjut...!

Puasnya mengalahkan THAILAND !

Berikut ini catatan Dr. Endra Pitowarno, langsung dari Hanoi, Vietnam.

Selama penyelenggaraan ABU Robocon, Indonesia tidak pernah menang
melawan Thailand. Setiap kali ketemu Thailand, setiap kali pula
kandas. Tercatat pada th 2003 dan 2006 kita dipecundangi Thailand.
Tahun 2006 itu bertempat di PWTC Kuala Lumpur Indonesia ditekuk
di babak perempat final yang akhirnya Thailand ketemu Vietnam di
final. Tahun itu ABU Robocon dimenangi oleh Vietnam.

Baru pada 2007 inilah kepercayaan diri Indonesia bangkit penuh setelah
melibas Thailand dengan angka telak 17:7 di babak perempat final. Robot-
robot otomatis kita berhasil dengan baik memencundangi robot-robot
otomatis lawan. Gerakan robot lawan berhasil dikunci, sehingga 3 island
di tengah dengan mudah kita kuasai. Sementara itu robot manual Indonesia
memertontonkan pertunjukan cantik dengan beberapa kali membalik tumpukan
pearl lawan. Ketika melawan Thailand ini Indonesia menggunakan strategi
mengunci dan menguasai. Jadi sengaja bukan untuk victory.

PUAAS!

Hanoi, 27 Agustus 2007
Endra Pitowarno

Baca lebih lanjut...!

G-RUSH Juara Kedua ABU ROBOCON 2007 di Vietnam




HANOI , Jawa Pos 27 Agustus 2007- Setelah berjuang habis-habisan, robot G-Rush akhirnya gagal menjadi juara pada ajang Asia Pacific Broadcasting Union (ABU) Robocon 2007 di Hanoi, Vietnam. Pada babak final kemarin, robot karya mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (PENS-ITS) tersebut gagal mengatasi ketangguhan wakil Tiongkok.

Wartawan Jawa Pos Deddy H. Syahrul yang meliput langsung acara tersebut di Hanoi melaporkan, kekalahan dramatis itu membuat anggota tim lunglai. Tim yang terdiri atas Pramudya Airlangga, Marsudi Handoyo, Firdaus Nurdian Syah, Andik Hermawanto, dan Ali Murtadlo tersebut langsung menangis begitu robot andalannya kalah.

Menkominfo Muhammad Nuh yang sejak awal bersemangat menyaksikan jalannya final juga hanya bisa geleng-geleng kepala.

Ketua tim robot, Pramudya Airlangga, menyayangkan kekalahan tersebut. Dia menilai tim juri kurang adil dalam pertandingan tersebut. Bahkan, Angga -sapaan akrab Pramudya Airlangga- sempat memprotes ketidakadilan tim juri tersebut. "Semestinya kami bisa menang," ujarnya.

Dalam pertandingan final kemarin, robot G-Rush sempat terhalang blocker lawan dan tak bisa bergerak. Marsudi langsung meminta status retry (setting kembali) kepada juri. Tanpa alasan jelas, permintaan tersebut ditolak mentah-mentah. "Apa alasannya? Itulah yang kami protes kepada tim juri," tegasnya.

Tak pelak, "ngadatnya" tim G-Rush tersebut membuat robot The Inspire Team dari Tiongkok leluasa menguasai arena. Tak berselang lama, robot karya mahasiswa Xian Jiaolong University tersebut mampu membentuk Victory. Kemenangan pun akhirnya melayang ke Tiongkok. "Kami memang kurang memperhatikan blocker lawan. Mestinya kami pakai strategi yang lain," ungkap Angga.

Sebelumnya, di semifinal, Indonesia mampu menaklukkan tim Malaysia dengan skor 12-10. Tim Malaysia yang lolos ke babak semifinal setelah mengalahkan tim Jepang, tak mampu menghentikan strategi 1, 2, 3 yang diterapkan tim G-Rush. " Strategi tersebut memang kami simpan pada babak sebelumnya," jelasnya.

Dalam strategi tersebut, ritme laju kecepatan lawan dihitung, lantas disesuaikan gerak blocker milik G-Rush.

Optimisme tinggi sebenarnya melambung sejak babak penyisihan ketika G-Rush berhasil memecundangi wakil Bangladesh dengan skor telak, 2-0 (14-4). Dengan hanya mengandalkan tiga di antar empat robot, G-Rush langsung menyerobot dan mengubrak-ngabrik daerah pertahanan lawan. Bisa ditebak, robot Bangladesh tak mampu mengimbangi kecepatan robot G-Rush.

Memasuki babak perempat final, robot G-Rush semakin giras. Walau kekuatan baterai sempat terganggu akibat terkena air hujan, hal itu tak membuat kemampuan robot berkurang. Dengan menggunakan kecepatan penuh, G-Rush langsung memulai dengan strategi offensive. "Blocker sengaja diluncurkan agar lawan tak mampu mencapai victory," kata Angga.

Permainan offensive yang diperagakan G-Rush ternyata membuat lawan terhenyak. Bahkan, salah satu robot milik Thailand yang dihadapi pada babak itu terpelanting karena tak mampu menjaga keseimbangan. "Ini ajang balas dendam kekalahan kami tahun lalu," tegasnya.

Asisten Direktur III PENS ITS Tri Budi Susanto menyatakan, tim ITS telah bekerja maksimal. Kekalahan tim G-Rush dalam partai final bukan semata-mata disebabkan persoalan teknologi, tapi strategi dan taktik. "Sebenarnya kemampuan robot G-Rush sudah cukup istimewa. Tim yang ada pun cukup kompak. Tapi, strategi tim, tampaknya, mampu dibaca lawan, sehingga akhirnya kami kalah," jelasnya.

Cuaca buruk sempat membuat pertandingan yang digelar di Quan Ngua Sports Palace itu terganggu. Bahkan, jalan penghubung antara arena pertandingan dengan pit stop sempat ambruk karena diterjang angin. Sontak, beberapa tim, termasuk tim Indonesia, sulit membawa robot masuk ke dalam arena.

Akibatnya, Indonesia nyaris terlambat ketika bertanding melawan Thailand. "Itu juga salah satu kendala teknis yang membuat kesiapan tim G-Rush kurang maksimal," ungkap Endra Pitowarno, dosen ITS yang bertindak sebagai observer tim G-Rush.

Mengenai penyebab kekalahan, dia menilai kesalahan yang dilakukan tim adalah menggunakan strategi yang sama. Akibatnya, strategi tersebut mampu dibaca tim lawan. Padahal, sebenarnya, tim G-Rush mampu lebih cepat menguasai arena. "Selain itu, tim G-Rush kurang tenang. Emosi tim masih kurang terkontrol," jelasnya.

Saat diwawancarai terpisah, Muhammad Nuh berjanji mengusahakan ABU Robocon 2009 bisa diselenggarakan di Indonesia. Dia yakin kegiatan tersebut tidak akan mengganggu jalannya Pemilu 2009. "Kalau India yang tidak pernah menjadi juara bisa menjadi tuan rumah pada 2008, mengapa kita tidak?" ujarnya.

Untuk diketahui, tim robot Indonesia pernah menjadi juara dalam ABU Robocon 2001 di Jepang. (dedy)

Baca lebih lanjut...!

Sunday, August 26, 2007

Pengamatan hasil Running Test ABU Robocon Vietnam 2007

Berikut ini hasil analisis Dr. Endra Pitowarno, langsung dari Hanoi Vietnam, tentang hasil running test, yang dia kirimkan 25 Agustus, 19.13 WIB.

Setelah drawing for match up siang-sore tadi acara ABU Robocon 2007
dilanjutkan dengan Running Test.

Hasil Pengamatan saya:

Grup A: InsyaAllah Indonesia mampu mengatasi dua kali pertandingan (L/R)
melawan Bangladesh. Di atas kertas kemampuan Indonesia di atas
Bangladesh.
Grup B: (grup neraka 1 :) > Thailand dengan kemampuan cukup prima robot
autonya (tanpa kemampuan rotasi pearl untuk r.manual) nampaknya
bakal bersaing ketat dengan Vietnam [2]. Di atas kertas Thailand
mampu meredam Vietnam. Macau belum masuk hitungan. Juara A akan
bertemu dengan juara B di perempat final. Menurut penampilan,
nampaknya G-RUSH lebih gesit dibanding Thailand.
Grup C: Japan kelihatannya akan mudah melenggang ke perempat final
melawan China atau Hongkong.
Grup D: Mongolia belum masuk hitungan. Tim China seperti biasa sangat
kuat dan sukar ditebak strateginya karena begitu banyak opsinya.
Hongkong juga sangat kuat dan cantik autonya dan nampaknya akan
menjadi batu sandungan China.
Grup E: Kali ini Malaysia yg kurang begitu kuat namun nampaknya bisa jadi
batu sandungan buat Vietnam [1] yg juara di negaranya. Saudi masih
tetap ala kadarnya (tim baru datang sore ketika running test usai).
Grup F: Ini kumpulan grup papan bawah, terlihat dari penampilan ketiganya
yg jauh di atas kemampuan tim-tim unggulan. Susah menebak siapa
yg bakal juara grup ini.
Grup G: Korea.

Satu tambahan perempat finalis akan ditentukan oleh peringkat runner up
grup D.

Yang membanggakan, lapangan Vietnam seperti lapangan sendiri bagi G-RUSH
yang mampu memukau penonton dengan running testnya. Fair saja, G-RUSH
secara teori kali ini lebih baik dari penampilan tim Indonesia tahun
kemarin. Semoga besok skenario terbaik dari yg Maha Kuasa terjadi atas
G-RUSH.

G-RUSH untuk INDONESIA !

Baca lebih lanjut...!

Monday, August 20, 2007

Probabilistic Robotics: Binatang apakah itu?

Alhamdulillah, dari 14-23 Agustus 2007 ini, saya 'bertapa' di Fakultas Ilmu Komputer UI Depok, untuk belajar tentang "Probabilistic Robotics". Pengajarnya adalah 'Kiai' Dr. Axel Grossmann dari TU Dresden, 'Jejere Kauman' alias Jerman.

Jajan apa Probabilistic Robotics itu?

Menurut 'Kiai Tumenggung', Prof. Sebastian Thurn dari Stanford University (web-nya, lihat di sini), Probabilistic Robotics adalah pemanfaatan teori probabilitas untuk 'mengukur' persepsi robot - yang secara inheren penuh dengan ketidakpastian, yang meliputi pengukuran sensor dan cara bagaimana keputusan pengendalian dilakukan.

Penasaran? Klik bahan-bahan pelajarannya di sini.

Baca lebih lanjut...!

Thursday, August 16, 2007

Lebih Sigap, G-Rush Siap Ke Vietnam

Source : Jawapos, Edisi Minggu 24 Juni 2007



EEPIS-Online, SURABAYA - G-Rush, robot pemenang Kontes Robot Indonesia (KRI) 2007, siap berlaga pada ajang Asia Pacific Broadcasting Union (ABU) Robocon di Hanoi, Vietnam, Agustus mendatang. Robot karya mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya-Institut Teknologi Sepuluh Nopember (PENS-ITS) tersebut kemarin diuji coba kembali di lapangan PENS.
Uji coba G-Rush kemarin terasa istimewa karena disaksikan langsung oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Mohammad Nuh yang didampingi Direktur PENS-ITS Titon Dutono.
Robot karya Pramudya Airlangga, Marsudi Handoyo, Firdaus Nurdian Syah, Andik Hermawanto, dan Ali Murtadlo tersebut telah diperbaiki beberapa komponennya. G-Rush pun siap bertanding dengan berbagai strategi. "Bukan perubahan total, kami memperbaiki hardware dan software-nya," tutur Angga, sapaan akrab Pramudya Airlangga.
G-Rush diharapkan tampil lebih garang dibanding penampilannya pada final KRI 2007 di Graha ITS awal Juni lalu. Mereka telah memperbaiki beberapa sensor, terutama yang mampu menantang cahaya.
Diungkapkan Angga, G-Rush sempat mengalami masalah pada final KRI lantaran sinar yang begitu terang di panggung. Karena itu, saat latihan kemarin, tim telah menyiapkan dua lampu 500 watt untuk menyorot robot. G-Rush akan tetap tampil dengan tiga robot otomatis dan satu manual yang dikendalikan oleh seorang driver atau pengemudi.
"Kecepatan sudah kami perbaiki. Terutama untuk lintasan lurus, akan kami tambah kecepatannya," ujar mahasiswa Diploma-III Teknik Elektronika semester enam itu.
Aksi G-Rush kemarin tampak lebih sigap. Robot tersebut mampu melakukan konfigurasi victory dalam waktu satu hingga dua menit. Padahal waktu maksimalnya tiga menit. Hanya, G-Rush masih bermain sendiri tanpa musuh. Meski begitu, Angga mengaku sudah menyiapkan beberapa strategi baru bila nanti G-Rush berhadapan dengan lawan.
G-Rush harus sudah sampai di Hanoi pada 10 Juli. Lebih dari satu bulan sebelum pelaksanaan final pada 26 Agustus. "Satu bulan sebelum pelaksanaan robot harus sudah sampai. Maka sekarang kami ngebut," kata Angga.
Gigih Prabowo, juri KRI dan salah satu advisor mereka, mengatakan bahwa saingan terberat tetap Jepang, Korea, dan Tiongkok. Tahun ini Gigih yakin Indonesia dapat memberikan perlawanan. Maklum, tahun lalu saat final ajang serupa di Malaysia, robot Indonesia kelimpungan lantaran salah menafsirkan peraturan. Kini peraturan telah dipastikan dan tak mungkin ada multitafsir.
Sementara itu, Nuh berharap G-Rush dapat menuai hasil maksimal. Mantan rektor ITS itu berharap G-Rush dapat mengulang kesuksesan B-CAK yang menjadi jawara pada pentas ABU Robocon di Jepang pada 2001 lalu. "Dukungan moral dan finansial diperlukan. Mereka harus menggaet banyak sponsor," kata Nuh.
Diungkapkan Nuh, Depkominfo akan membantu finalis Indonesia untuk menggaet sponsor. Nuh juga berjanji akan melaporkan hasil yang diraih wakil Indonesia itu kepada presiden. (ara)

Baca lebih lanjut...!

Sunday, August 12, 2007

DARPA names MIT's 'robocar' a semifinalist

Heather Manning, News Office Correspondent
MIT News, August 9, 2007


MIT's entry for the 2007 DARPA Urban Challenge competition is a self-piloted Land Rover LR3. Photo / Donna Coveney

An MIT vehicle that effectively drives itself has been selected as a semifinalist in this year's DARPA Urban Challenge, a competition for cars and trucks that run without human help. The qualification was announced Thursday by DARPA, the central research and development organization for the Department of Defense.

The announcement means the MIT vehicle and its team of student and faculty developers will travel to an urban military training facility in Victorville, Calif., in late October to compete against 35 other robotic vehicles from across the country. In the semifinals and the finals in early November, the robots will have to execute simulated military supply missions in a mock urban area while obeying California traffic laws--without any human intervention.

"Our team is delighted to move forward to the next stage of the competition," said team leader John Leonard, professor of mechanical and ocean engineering at MIT. "I want to express my gratitude to everyone on our team for their tremendous hard work. I also want to thank all our sponsors for their generous support."

The MIT vehicle uses multiple laser range scanners, high-rate video cameras and automotive radar units to perform autonomous planning and motion control.

In the final Urban Challenge, set for Nov. 3, DARPA will award $2 million, $1 million and $500,000 awards to the top three finishers that complete the course within the six-hour time limit. Unlike the previous two competitions, this challenge will take place in an urban environment with the robotic vehicles required to autonomously operate amongst one another.

In addition to Leonard, key leaders of the MIT team include Professor Jonathan How and Associate Professor Emilio Frazzoli of the MIT Department of Aeronautics and Astronautics, Professor Seth Teller of the MIT Department of Electrical Engineering and Computer Science and Associate Professor David Barrett of Olin College.

The sponsors of Team MIT include the MIT School of Engineering, the C.S. Draper Laboratory, the Ford-MIT Alliance, Land Rover, Quanta Computer, BAE Systems, MIT Lincoln Laboratory, MIT Information Services and Technology, South Shore Tri-Town Development Corporation, Delphi, Applanix, Mobileye, Nokia and Australia National University.

Baca lebih lanjut...!

Saturday, August 11, 2007

Jepang Kenalkan Robot Berdansa

Annisa M. Zakir - detikInet


Robot berdansa (http://cvl.iis.u-tokyo.ac.jp)

Tokyo, Di Jepang, perkembangan robot memang cukup pesat. Mulai dari robot pembantu hingga robot pengganti dokter. Kini, robot yang mampu berdansa pun hadir.

Para ilmuwan dari University of Tokyo telah berhasil menciptakan robot yang bisa mengikuti gerakan penari manusia. Ya, robot yang bisa berdansa seperti layaknya manusia.

Pembuatan robot HRP-2 bipedal yang bisa berdansa tersebut digagas oleh Shin'ichiro Nakaoka dan dibantu oleh rekan-rekan dari universitas Tokyo. Teknologi yang digunakan adalah teknologi penangkap gerakan, sehingga gerakan dansa seseorang bisa terekam dan segera diikuti oleh sang robot.

Walau kemampuan robot itu bisa dikatakan tidak meragukan, namun ada beberapa hal yang menjadi problem. Yaitu mem-program sang robot agar tetap dapat mengikuti gerakan yang sulit namun dengan keseimbangan yang tetap baik.

Seperti dilansir Vnunet dan dikutip detikINET, Sabtu (11/8/2007), tak lama lagi, dunia akan menyaksikan robot tersebut menari tarian balet 'Swan Lake'. Namun, menurut para ilmuwan, robot ini tidak bisa mengikuti melakukan balet yang seringkali loncat dan membiarkan kedua kakinya di udara beberapa kali.

Hingga saat ini, robot tersebut telah didemonstrasikan dan menari tarian tradisional Jepang, 'Aizu-Bandaisan' yang banyak mengunakan gerakan badan daripada kaki. (amz/amz)

Baca lebih lanjut...!