Wednesday, May 18, 2005

Call For Paper International Workshop on Fuzzy Logic

CALL FOR PAPERS
WILF 2005
Sixth International Workshop on Fuzzy Logic
Crema (Milan), Italy -- September 15-17, 2005


WILF 2005, this year at its 6th edition, is an international workshop
on the theoretical, experimental, and applied fuzzy and, more generally,
soft-computing techniques and systems which brings together researchers
and developers from both Academia and Industry to report on the
latest scientific and theoretical advances, to discuss and debate
major issues and to demonstrate state-of-the-art systems.

The scientific program will include, besides two invited talks,
contributed papers that will be presented in plenary oral or poster
sessions. Original and unpublished papers on WILF 2005 main research
areas and related topics are welcome.
Topics of interest include, but are not limited to:

1. General techniques and algorithms:
- Fuzzy Sets;
- Rough Sets;
- Possibility Theory;
- Fuzzy Logic;
- Fuzzy Systems;
- Neuro-Fuzzy Systems;
- Representation of Vague and Imprecise Knowledge;
- Fuzzy Evolutionary Algorithms;
- Fuzzy Pattern Recognition;
- Fuzzy Data Fusion.
2. Applications:
- Bioinformatics;
- Broadcasting;
- Control;
- Communications;
- Information Retrieval;
- Intelligent Resource Management;
- Knowledge Management;
- Medical;
- Opto-mechatronics;
- Remote Sensing;
- Robotics;
- Semantic Web
- Speech Analysis;
- Television;
- Telepresence;
- Virtual Reality.
3. Implementations:
- Analog and Digital Circuits and Systems;
- Architectures and VLSI Hardware;
- Programmable Processors;
- Commercial Software.

Two special sessions on "Soft Computing in Image Processing" and
"Bioinformatics" are planned. A selection of papers will be peer reviewed
for originality, technical contents and relevance and will be considered for
publication in two special issues of journals.

Important Dates:

Submission deadline: 29 May 2005
Notification of acceptance: 20 June 2005
Camera ready papers due: 15 July 2005
Workshop: 15 September 2005

Submission:

Manuscripts, prepared according to the Springer LNCS format
(instructions downloadable from
http://www.springer.de/comp/lncs/instruct/typeinst.pdf) may not be
longer than 6 pages, including a cover sheet stating
(1) Paper title, (2) Keyword(s), (3) Authors' names and affiliations,
(4) Contact Author's name and contact details including telephone/fax
numbers and e-mail address.
Papers in PDF or gzipped PostScript format have to be submitted, no
later than May 29, 2005 following the link
http://dsa.uniparthenope.it/wilf2005/Submission/tabid/283/Default.aspx
The papers will be peer-reviewed by at least two members of the
program committee. Authors will be notified via email of the results
of the review by June 20, 2005.
Submission implies the willingness of at least one author per paper to
register, attend the workshop, and present the paper.
WILF 2005 Proceedings, including all accepted contributions, will be
published by an international publisher. In addition, two special issues
of international journals are planned, which will include extended versions
of selected WILF 2005 papers.

The authors of accepted papers will have to improve their paper on the
basis of the reviewers' comments and will be asked to send a camera
ready version of their manuscripts, along with text sources and
pictures, by July 15, 2005.

Web Address: http://dsa.uniparthenope.it/wilf2005/

Baca lebih lanjut...!

Monday, May 16, 2005

ITS Borong Juara Kontes Robot

robotASKAFiKRC2005

NYALAKAN PERDAMAIAN: Robot ASKAF-i dari ITS yang memenangkan kontes.

JAKARTA- Jawa Pos - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali menunjukkan keunggulannya dalam kontes robot nasional. Tim robot ASKAF-i merebut juara umum Kontes Robot Indonesia (KRI) 2005. Dengan kemenangan tersebut, ASKAF-i meraih tiket mewakili Indonesia dalam ABU Robocon (Kontes Robot Asia Pasific) di Beijing, 27 Agustus 2005.

Sekitar lima ribu penonton di Balairung Kampus Universitas Indonesia (UI), tempat perhelatan KRI-KRCI 2005 tersebut, menjadi saksi kemenangan tim ASKAF-i itu. Tim yang terdiri atas Adnan Rahmat Anom Besani, Sigit Hardiyono, Kristian Ari Prasetyo, Arif Zuantono, dan Fuad Hasan tersebut berhasil mengalahkan tim robot Maximum Balance milik tuan rumah UI di partai final pada sore kemarin.

KRI-KRCI 2005 yang digelar selama dua hari, 14-15 Mei, itu diikuti 62 tim yang terdiri atas 32 tim di KRI dan 30 tim di KRCI. Untuk KRI, temanya adalah Menggapai Puncak Borobudur Nyalakan Api Perdamaian. Tema tersebut diadopsi dari tema besar yang dipilih penyelenggara Robocon di Beijing, Climb on to the Great Wall.

Robot otomatis serta manual para peserta bertugas membawa bola api dan memasukkannya ke stupa-stupa agar menyala. Semuanya ada 19 bola api yang harus dimasukkan ke stupa yang dibuat dari keranjang. Laga final kemarin bisa dibilang tidak berimbang. Dalam waktu hanya 2 menit 20 detik, ASKAF-i berhasil memasukkan seluruh bola api. Sedangkan tim Maximum Balance baru memasukkan 5 bola.

Para anggota tim ASKAF-i langsung bersujud syukur di lapangan begitu timnya dinyatakan menang telak atau istilahnya Climb the Great Wall. "Kami benar-benar bersyukur. Beban kami sangat berat karena harus juara," jelas Sigit, ketua tim ASKAF-i, setelah menerima piala Sambawana Pratama Cala.

Kemenangan ASKAF-i tersebut juga tercapai berkat dukungan sekitar 200 suporternya yang berangkat langsung dari Surabaya. Meski jumlahnya tak sebanyak suporter UI, yel-yel "Hidup ITS!" terus berkumandang. Begitu tim kesayangannya dinyatakan juara, para suporter melakukan kor bersama mengucapkan, "Terima kasih UI!"

Dengan kemenangan tersebut, berarti ITS tiga kali berturut-turut menjuarai KRI. Saat KRI pertama pada 2003, tim AISYA ITS menjadi juara setelah mengalahkan tim Unika Widya Mandala (UWM) Surabaya. Tahun lalu, ITS kembali merebut gelar terhormat melalui tim SIFAA. Dan, tahun ini, tim ASKAF-i berhasil mempertahankan reputasi ITS di ajang robot terbesar tersebut.

Dirjen Dikti Prof Dr Satryo Soemantri Brodjonegoro yang menutup KRI-KRCI 2005 menyatakan rasa bangganya terhadap kemampuan robot ITS. "Di Beijing nanti, ITS menjadi tumpuan harapan Indonesia," ungkapnya.

Rektor ITS Prof Dr Mohammad Nuh DEA yang menyaksikan langsung bersama para pejabat ITS lainnya tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Rektor PTN termuda itu tak kuasa menahan air matanya. "Tim ITS yang juara mendapat hadiah SPP gratis selama setahun," ujarnya spontan.

Panitia KRI juga memberikan beberapa penghargaan. Penghargaan bagi peserta dengan spirit tertinggi diberikan kepada tim Free Hq dari Politeknik Caltex, Riau. Penghargaan bagi tim berpenampilan terbaik diberikan kepada robot Nusantara milik Institut Teknologi Bandung. Dan, tim dengan desain inovasi terbaik adalah PRISMA dari Politeknik Negeri Bandung.

Sukses ASKAF-i tersebut diikuti rekannya, tim PENSA Mobile, yang memenangi Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) 2005 untuk kategori robot expert.

Di KRCI terdapat tiga kategori, yakni robot beroda, robot berkaki, dan robot expert. Di kategori expert, setiap robot melakukan tiga hal. Yaitu, memadamkan lilin, menaiki jalan menanjak, dan menyelamatkan bayi (boneka). Tim PENSA Mobile merupakan tim yang berhasil mengerjakan tiga tugas tersebut. Tempat kedua diduduki tim Raptor dari Politeknik Negeri Bandung.

Dalam kategori robot beroda dan berkaki, setiap robot harus berhasil mencari serta memadamkan api di ruang berpetak. Untuk kategori robot beroda, juaranya adalah robot Bratasena dari Politeknik Negeri Bandung dan runner-up-nya diraih robot The Vision dari Universitas Lampung.

Sedangkan dalam kategori robot berkaki, juara bertahan Arrachnid_CCTE dari Universitas Surabaya gagal mempertahankan gelarnya dan harus puas di tempat kedua. Arrachnid_CCTE kalah skor dari tim Bladewing dari Institut Teknologi Bandung.

Selain itu, dalam KRCI diberikan dua penghargaan. Yakni, tim dengan inovasi terbaik diraih tim Bledhux dari Ubaya. Robot Bledhux merupakan satu-satunya tim yang memadamkan api menggunakan air. Tim lainnya menggunakan kipas untuk meniup lilin. Penghargaan bagi tim yang paling ekonomis diraih robot Zanda dari Universitas Indonesia.

Tahun depan, Dikti telah mengumumkan bahwa KRI-KRCI ke-4 akan digelar lagi di Universitas Indonesia. Alasan utama digelar di Jakarta adalah kota tersebut paling mudah diakses tim-tim dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. (tom/rin)

Baca lebih lanjut...!

Sunday, May 15, 2005

Selamat Bertanding Robot-robot Terbaik Indonesia...!

Robocon 011
Suasana pertandingan ABU ROBOCON Korea 2004, siapakah yang akan maju ke Beijing tahun ini?

Selamat bertanding, generasi muda kreatif, tangguh dan maju dalam "Kontes Robot Indonesia (KRI) 2005" 14-15 Mei 2005 di UI. Semoga pemenangnya bisa juga berprestasi di Beijing.....

Baca lebih lanjut...!

Friday, May 13, 2005

Meskipun Minim Biaya, Kontes Robot Makin Diminati

Jakarta - Kompas Online

Dibandingkan kontes robot yang digelar tahun lalu, jumlah peserta Kontes Robot Indonesia (KRI) dan Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) 2005 meningkat lebih dari 30 persen.

Menurut Dr. Rinaldy Dalimi, Dekan Fakultas Teknik Universitas indonesia yang juga ketua kegiatan tersebut, jumlah proposal yang masuk tahun ini sebanyak 300 proposal, 168 untuk KRI dan 152 untuk KRCI. Sementara, tahun lalu proposal yang masuk sebanyak 200 terdiri atas 98 proposal untuk KRI dan 112 untuk KRCI.

Dari jumlah tersebut sebanyak 32 tim peserta KRI dan 30 robot cerdas berhak mengikuti kontes robot tingkat nasional KRI dan KRCI 2005. Meskipun peserta masih didominasi perguruan tinggi dari Jawa, sebanyak 8 tim berasal dari perguruan tinggi di luar Jawa. Selain itu, kontes robot kali ini juga dibuka untuk umum khususnya KRCI. Dua dari 30 peserta KRCI yang lolos seleksi merupakan wakil perusahaan. Untuk KRI hanya diperuntukkan bagi mahasiswa yang mewakili perguruan tinggi.

Tema KRI tahun ini adalah "Menggapai Puncak Borobudur, Nyalakan Api Perdamaian." Tema ini disesuaikan dengan tema ABU Robocon 2005 yaitu "Climp on the Great Wall Light the Holy Fire."

Sesuai dengan temanya peserta kontes harus dapat mendesain dua jenis robot, satu jenis robot manual dan beberapa robot otomatis. Robot tersebut harus dapat memasukkan beberapa bola ke dalam keranjang sesuai warna yang ditetapkan dalam tiga menit.

Sementara untuk robot-robot KRCI peserta cukup mendesain satu robot otomatis yang mampu mencari sumber api, dari lilin yang diletakkan pada salah satu ruangan dalam labirin. Robot yang mampu memadamkan api secepat mungkin tanpa menyentuh atau menabrak dinding dinyatakan sebagai pemenang. Untuk kategori ekspert, yang juga dibuka untuk umum, lebih komplek lagi karena ada dua lilin di dua lantai yang berbeda.

"Untuk memenangkan kontes robot diperlukan strategi sehingga proses pembuatan robot akan mengasah kreatifitas para mahasiswa dan kerjasama berbagai disiplin ilmu," kata Dr. Wahidin Wahab, salah satu tim juri dari Universitas Indonesia.

Minim Biaya

Hampir seluruh pembiayaan kontes robot ditanggung oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan pelaksanaannya dilakukan oleh Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Meskipun sudah diselenggarakan untuk yang ketujuh kali, kontes robot belum banyak diminati sponsor. Dari total keseluruhan biaya, hanya 10 persen yang diperoleh dari sponsor. Panitia sendiri mengaku belum mampu memberikan hadiah yang sepadan dengan usaha dan kerja keras peserta dalam mendesain robot.

Panitia baru bisa menyediakan bantuan dana bagi peserta yang lolos, sebesar 4 juta untuk KRI, 2 juta untuk KRCI, serta biaya transportasi, akomodasi, dan konsumsi selama pelaksanaan lomba. Pemenang setiap kategori mendapat piala tetap dan bergilir. Sedangkan, pemenang KRI akan mewakili Indonesia dalam kontes robot tingkat internasional se Asia Pacifik, ABU Robocon 2005 di Beijing, China tanggal 27 Agustus 2005.

"Meskipun tidak menyediakan hadiah uang yang besar, jumlah peserta dari tahun ke tahun terus meningkat. Hal tersebut menunjukkan bahwa minat mahasiswa Indonesia untuk mendalami robot sangat besar, " kata Wahidin.

"Bahkan ada 10 peserta yang dengan sukarela membiayai sendiri segala keperluan untuk mengikuti seleksi nasional nanti," lanjutnya. Hal ini menunjukkan mahasiswa Indonesia memiliki minat yang sangat tinggi untuk menguasai ilmu pembuatan robot. Bahkan menurut pengalamannya mengajar, beberapa mahasiswa sengaja memilih beberapa kuliah yang menunjang cara-cara pembuatan robot. Selain itu, beberapa mahasiswa juga membuat robot sebagai tugas akhir.

Padahal menurut Satrio Soemantri Brodjonegoro, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, kontes robot adalah upaya untuk memacu peningkatan kualitas SDM mahasiswa Indonesia. Sehingga hasil-hasil pembuatan robot kelak dapat diterapkan di bidang industri atau membantu aktivitas sehari-hari.

Prestasi robot mahasiswa Indonesia juga tidak kalah bagus dengan negara lain. Robot B-Cak buatan mahasiswa Politeknik ITS bahkan menang dalam kontes robot tingkat internasional tahun 2001, tahun 1990 robot mahasiswa Indonesia memperoleh penghargaan "The Best Idea" dan pada tahun 1995 masuk babak final dengan penghargaan "The Best Performance."

Mungkinkah menarik banyak pihak untuk berpartisipasi dalam ajang KRI dan KRCI 2005 ? Datang dan saksikan kemampuan robot-robot buatan Indonesia, 14-15 Mei 2005 di Balairung Universitas Indonesia, Depok. (Wah)

Baca lebih lanjut...!

Wednesday, May 11, 2005

Berebut Tiket Ke Beijing



13 Robot Surabaya Berangkat ke Jakarta

SURABAYA -Jawa Pos- Tim-tim Surabaya diprediksikan akan mendominasi Kontes Robot Indonesia (KRI) dan Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) yang digelar di kampus Universitas Indonesia, 14-15 Mei 2005. Kemarin sore dan hari ini, tim-tim robot dari empat perguruan tinggi itu berangkat ke Jakarta.

Selain ITS, Surabaya juga diwakili Universitas Surabaya (Ubaya), Universitas Widya Mandala (UWM), dan UK Petra. Seluruhnya terdapat 13 robot yang akan berlaga. Enam robot di KRI dan 7 robot di KRCI. Mereka akan menghadapi tim-tim robot dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Salah satu tim juri KRI 2005 Ir Dadet Pramadihanto PhD menyebutkan, dibanding-tim-tim dari kota lain, tim Surabaya memiliki keunggulan secara teknis. "Tahun ini kekuatannya lebih merata. Tim dari Bandung dan Jakarta semakin maju," kata pakar robot ITS ini.

ITS yang merupakan juara bertahan KRI mengirimkan 5 robotnya. Tiga robot untuk KRI, yakni ASKAF-i, The Anchor, dan Bharabudara. Sedangkan di KRCI dua robot, yakni Tread Stone (robot beroda) dan Pensa Mobile (robot expert). Tim ITS sudah berangkat kemarin sore ke Jakarta, dilepas Rektor ITS Prof Dr Mohammad Nuh DEA.

Sedangkan Ubaya mengirimkan empat tim. Di KRI diwakili robot der Mullend, sedangkan di KRCI diwakili Arachnid CCTe (robot berkaki, yang juga juara KRCI 2004); Tortuga (robot beroda); dan Bledhux (robot expert). "Target kami mempertahankan gelar di KRCI," kata Dekan Fakultas Teknik Ubaya Beny Lianto.

UWM juga tak mau kalah dengan mengirimkan 3 robotnya. Yakni NO 12 MA dan G_RAF yang tampil di KRI, serta Bug-Me yang akan berlaga di KRCI kategori robot berkaki. Sementara UK Petra meloloskan satu robotnya, Spy-D di kategori robot berkaki. Tim ini kemarin masih menyelesaikan latihan terakhirnya. "Masih ada yang harus diperbaiki," kata Lauw Lim Un Tung ST, pembimbing tim Spy-D.

KRI dan KRCI merupakan kontes robot antarperguruan tinggi di Indonesia yang digelar setiap tahun. Tahun ini, KRI mengambil tema Menggapai Puncak Borobudur Nyalakan Api Perdamaian. Tema ini diadopsi dari tema besar yang dipilih penyelenggara Robocon di Beijing, Climb on to the Great Wall. Pemenang KRI nanti akan mewakili Indonesia di ABU Robocon di Beijing, 27 Agustus 2005.

Dalam kontes KRI-KRCI, setiap tim harus membuat robot otomatis dan robot manual. Robot-robot ini akan membawa bola api. Bola-bola api ini harus dimasukkan ke stupa-stupa agar menyala. Robot otomatis harus memasukkan bola ke 5 stupa utama, sedangkan robot manual akan memasukkan bola ke stupa di sekeliling candi.

Untuk KRCI, aturannya berbeda dengan KRI. Di kategori robot beroda dan berkaki, robot harus berhasil mencari dan memadamkan api lilin yang diletakkan di salah satu sudut ruang berpetak. Sedangkan di kategori robot expert, robot harus menyelesaikan tiga hal. Yakni memadamkan dua lilin menyala, melintasi jalan menanjak, dan menyelamatkan bayi. Untuk menyelamatkan bayi, robot harus mencari boneka bayi. Setelah ditemukan, robot membuat tanda seperti sirine, asap, atau tanda lainnya.(tom)

Baca lebih lanjut...!

Wednesday, May 04, 2005

Sebanyak 52 Tim Ikut Kontes Robot Indonesia 2005



Tim dan suporter Indonesia di Robocon Korea 2004 yang diwakili oleh PENS ITS

Sumber: Gatra Online

Sebanyak 52 tim dari universitas negeri dan swasta di Indonesia akan mengikuti Kontes Robot Indonesia (KRI) dan Kontes Cerdas Robot Indonesia (KCRI) 2005 yang akan digelar pada 14-15 Mei 2005 di kampus UI Depok.

"Ada kemungkinan peserta masih akan bertambah, karena ada sepuluh tim yang sudah dalam tahap konfirmasi, meski belum ada kepastian," kata Panitia Tim Sosialisasi dan Seleksi Kontes Robot Indonesia 2005 untuk Indonesia Timur, Ir Gigih Prabowo kepada Antara di Surabaya, Minggu.

Menurut Pembantu Direktur (PD) III PENS-ITS itu, ke-52 tim yang sudah memastikan diri akan ikut adalah 32 tim KRI dan 20 tim KRCI, sedangkan sepuluh tim yang masih tahap konfirmasi merupakan tim peserta KRCI.

"Jadi, KRI akan diikuti 32 tim dan jumlah itu tak jauh berbeda dengan jumlah peserta KRI pada tahun lalu, namun KRCI justru akan peningkatan," katanya.

Ia menjelaskan, ke-20 tim KRCI terdiri atas 12 tim KRCI senior beroda dan lima tim KRCI senior berkaki serta tim KRCI expert.

"Sepuluh tim KRCI yang masih tahap konfirmasi adalah empat tim KRCI senior beroda, dua tim KRCI senior berkaki, dan empat tim KRCI expert," katanya.

Yang menggembirakan, katanya, 50 persen dari peserta KRI dan KRCI berasal dari Jatim. "Peserta dari ITS ada lima tim, UWM Surabaya empat tim, Ubaya dua tim, STIKOM satu tim, dan UK Petra satu tim.

Peserta dari Malang antara lain Unibraw Malang dua tim, Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Malang satu tim, dan Poltek Malang satu tim, sedangkan peserta dari Jember ada tiga tim dari Unmuh Jember.

"Insya-Allah, tim dari ITS atau tim dari Surabaya akan dapat menguasai kontes, karena itu kami akan terus berlatih, termasuk latihan, Kamis (28/4) dan Sabtu (30/4) mendatang," katanya.

Ia menambahkan, ITS sendiri mendapat tugas untuk menyosialisasikan kegiatan kontes robot 2005. Untuk juri dari UI, ITB, ITS, IPB, dan Politeknik ManufakturBandung.

"Juara KRI 2005 akan diikutsertakan dalam Kontes Robot tingkat Dunia pada 27 Agustus di Beijing, RRC," katanya.

Untuk pertama kalinya, KRI diadakan ITS bersama JICA (Japan International Cooperation Agency) pada 2001 yang pemenangnya saat itu mewakili Indonesia ke kontes robot tingkat internasional yang diselenggarakan oleh Asia Pacific Broadcasting (ABU) Robocon.

ITS dengan Robot B-Cak-nya tahun 2001 pernah memenangkan juara pertama saat kontes itu digelar di Tokyo, Jepang. Kini KRI tingkat nasional itu diselenggarakan Dirjen Dikti dengan penyelenggara Fakultas Teknik Universitas Indonesia pada 2004 dan 2005.

Di Indonesia, pelaksanaan sejak 2004 dibagi dalam dua kegiatan kontes yakni Kontes Robot Indonesia (KRI) dan Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI).

KRI lebih bersifat game atau permainan yang aturannya mengadopsi dari Kontes Robot Internasional yang akan digelar di Beijing, sedang KRCI lebih menekankan pada tingkat kecerdasan robot yang diadopsi dari lomba robot di Amerika Serikat.

KRI 2005 mengambil tema "Menggapai Puncak Borobudur, Nyalakan Api Perdamaian" yang diadopsi dari tema besar yang dipilih penyelenggara Robocon di Beijing yakni Climb on to the Great Wall. [TMA, Ant]

Baca lebih lanjut...!